Tim survei KARS lakukan penilaian di RSUD Jayapura

Tim Survei Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Kementerian Kesehatan RI (jas hitam) saat tiba di RSUD Jayapura, Senin (16/12/2019). - Jubi/Alex
Tim Survei Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Kementerian Kesehatan RI (jas hitam) saat tiba di RSUD Jayapura, Senin (16/12/2019). – Jubi/Alex

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Tim Survei Komisi Akreditasi Rumah Sakit atau KARS Kementerian Kesehatan RI selama lima hari ke depan akan melakukan penilaian terhadap Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Jayapura, Papua. Penilaian itu akan mengukur apakah RSUD Jayapura memenuhi Standart Nasional Akreditasi Rumah Sakit atau SNARS.

Read More

Pelaksana Tugas Direktur RSUD Jayapura, Aloysius Giyai mengatakan penilaian akreditasi SNARS terhadap RSUD Jayapura akan berlangsung 16-20 Desember 2019. Menurutnya, penilaian akreditasi yang diikuti RSUD Jayapura itu adalah akreditasi versi edisi 1.

“Kalau sudah edisi 1 berarti sudah standar nasional, yang mana indikator yang akan dinilai lebih banyak lagi. Misalnya, program nasional, indikator penyelengaraan pendidikan di rumah sakit dan beberapa item lain,” kata Giyai di Jayapura, Senin (16/12/2019).

Ia menilai RSUD Jayapura memiliki potensi besar, serta memiliki sumber daya dan peralatan kedokteran yang cukup untuk memenuhi SNARS. Akan tetapi, Giyai menyatakan RSUD Jayapura lemah dalam menjalankan sistem pelayanan kesehatan, menjalankan kompetensi, menjaga perilaku baik dalam hal mutu layanan dan keselamatan pasien, serta lemah dalam penataan lingkungan.

“Untuk itu, sudah saatnya luar dan dalam rumah sakit harus ditata rapi. Karena ada penyembuhan secara medik, ada juga penyebuhan secara psikis. Sekarang ini kami akan mulai,” ujarnya.

Giyai belum bisa memperkirakan hasil yang didapat RSUD Jayapura dari penilaian akreditasi SNARS itu. “Biarpun nanti hanya mendapat nilai tingkat madya atau cuma bintang tiga, tapi syukur karena rumah sakit ini memiliki karcis untuk akreditasi. Kalau tidak sangat kasihan sekali, karena BPJS tidak akan bisa masuk,” sambungnya.

Ia berharap, RSDU Jayapura tidak harus lulus paripurna bintang lima, tapi paling tidak manajemen bisa mengetahui apa yang harus dibenahi di rumah sakit itu, baik soal masalah medis, keperawatan, penunjang medis dan lainnya. “RSUD Jayapura merupakan salah satu rumah sakit kebanggaan pemerintah dan masyarakat Papua. Saya akan terus kembangkan menjadi yang terbaik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” katanya optimis.

Ketua Tim survei KARS Kementerian Kesehatan RI, Firmansyah B. Rifai mengatakan RSUD Jayapura dibangun dengan tujuan untuk melayani dan menyelamatkan pasien yang sakit. Oleh karena itu, akreditasi yang dilakukan penting untuk menunjang peningkatan kualitas pelayanan.

“Kami akan berproses mulai hari ini sampai hari Jumat. Kami datang enam orang karena sesuai kapasitas RSUD Jayapura yang besar. Kami modalnya tertawa kalau datang pertama, marahnya belakangan,” kata Firmansyah.

Menurut ia, harusnya RSUD Jayapura bisa mengoptimalkan pelayanan dengan kualitas yang baik karena menjadi faskes rujukan tertinggi di Provinsi Papua dan Papua Barat. “Karena rumah sakit ini juga menjadi rumah sakit pendidikan, maka kami juga akan buat pertemuan dengan Perguruan Tinggi dan sekolah yang bekerjasama. Kami juga akan bertemu dengan lembaga peneliti karena RSUD juga menjadi tempat penelitian dan sekolah,” sambungnya. (*)

Editor: Aryo Wisangggeni G

Related posts

Leave a Reply