Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Tim sepak bola Pekan Olahraga Nasional atau PON Papua terus berkembang performanya, usai meraih kemenangan dalam laga uji coba di Manado, Sulawesi Utara. Pelatih tim sepak bola PON Papua, Eduard Ivakdalam juga senang karena timnya telah menemukan beberapa pemain yang mampu memainkan peran sebagai pengatur serangan atau playmaker.
Ivakdalam yang akrab disapa Edu terus menyigi bakat 29 pemainnya dengan merotasi untuk menemukan bentuk dan kerangka tim ideal yang akan bersaing dalam PON XX Papua. Rotasi pemain itu juga diterapkan dalam tiga laga uji coba di Manado.
“Dengan adanya pertandingan uji coba itu, saya lihat ada beberapa pemain yang bisa menutupi celah [peran playmaker] itu. Kami akan evaluasi dan matangkan posisi itu. Kami lihat ada beberapa pemain yang bisa bermain di situ, pilihan kami banyak,” kata Edu kepada Jubi, Sabtu (17/7/21).
Edu puas dengan performa anak asuhnya yang sangat produktif, mencetak sembilan gol dalam laga uji coba di Manado. Ia menilai peran gelandang serang di timnya sudah mulai dominan.
Baca juga: Tim sepak bola PON Papua minta tambahan waktu try out di Sulawesi Utara
“Dari tiga pertandingan itu, gelandang kita cukup aktif untuk menyuplai bola ke para penyerang, dan juga aktif dalam melakukan serangan. Mudah-mudahan, setelah kita balik dari try out, persiapan akhir kita menuju PON bisa dimatangkan lagi,” ujar Edu.
Sebelum rotasi pemain dan laga uji coba di Manado, tim sepak bola PON Papua belum padu lantaran Edu mengaku kesulitan mencari pemain berkarakter playmaker. “Kita memang membutuhkan seorang pemain yang bisa menjadi playmaker yang bisa menjadi pelayan bagi pemain-pemain depan kita. Itu yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita. Pemain di posisi itu memang susah dicari. Kalau striker kita punya sudah bagus, begitu juga dengan pemain belakang kita,” bebernya kala itu.
Titik lemah itu juga disoroti legenda Persipura, Chris Leo Yarangga. Yarangga juga menilai awalnya tim sepak bola PON Papua lemah, karena tidak memiliki gelandang yang aktif mengatur serangan. Menurut Yarangga yang mantan pelatih tim sepak bola PON Papua pada PON XIX Jawa Barat 2016 itu, awalnya para gelandang dalam tim sepak bola PON besutan Ivakdalam kurang berani membuat keputusan, entah itu dalam hal mengumpan maupun shooting.
“Soal itu, wewenangnya pelatih. Saya melihat sektor gelandang belum berani membuat keputusan. Mereka harus berani melepaskan shooting ketika lawan bermain bertahan, itu catatan saya berdasarkan yang saya lihat dari penampilan mereka,” kata Chris. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G