Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang hanya menyisakan hitungan hari, tim dayung Papua diselimuti kabar duka. Salah satu pelatih mereka, Rosmina Sanggrangbano tutup usia karena sakit, Jumat (17/9/21) pagi.
Kepergian mantan atlet dayung nasional itu menyisakan kesedihan mendalam di kalangan para atlet dayung putri Papua.
Rosmina Sangggrangbano yang semasa hidup karib disapa Ibu Rosa ini dikenal sebagai sosok pelatih bertangan dingin dan sangat akrab dengan anak asuhnya.
Pelatih yang juga sebagai pengajar atau dosen di FKIP Penjaskesrek Universitas Cenderawasih (Uncen) itu di tim dayung Papua khusus menangani nomor rowing.
Salah satu atlet dayung putri rowing Papua yang dilatih oleh Ibu Rosa, Urina Logo merasa paling terpukul dengan kepergian pelatihnya itu.
Urina menjadi atlet dayung berkat Ibu Rosa yang juga menjadi dosennya. Dari sepakbola, Urina dibawanya menjadi atlet dayung potensial sejak 2017, dan berhasil menyumbangkan medali pada Pra PON 2019.
“Saya kenal beliau sewaktu dari kampus, Ibu Rosa adalah dosen saya, beliau yang mengajak saya gabung di dayung dari sepakbola. Berkat beliau, tahun 2017 saya bergabung dengan tim dayung dan mendapatkan medali di Pra PON 2019,” kata Urina kepada awak media Jubi.
Ia menuturkan, sosok Ibu Rosa adalah pelatih yang disiplin dan tegas, serta cakap dalam memotivasi para atletnya. Sebelum tutup usia, Urina mengaku sempat mendapatkan pesan terakhir dari almarhum.
“Saya temani Ibu sewaktu sakit di Jakarta, beliau menemani kita di Pelatnas. Ketika itu, beliau berpesan supaya kita berlatih lebih keras lagi dan harus mendapatkan medali di PON nanti,” ungkap Urina.
Ia berjanji akan berjuang semaksimal mungkin demi mempersembahkan medali emas untuk kontingen Papua dan sebagai persembahan atas jasa-jasa almarhum dalam tim dayung Papua.
“Itu sudah menjadi target kami. Beliau juga berharap kita bisa menyumbangkan medali bagi Papua,” tuturnya.
Ivon Dike salah satu atlet dayung Papua menuturkan sosok Ibu Rosa (sapaan Rosmina Sanggrangbano) adalah pelatih yang baik dan rela mengorbankan apa saja demi atletnya.
“Ibu Rosa orangnya sangat luar biasa, karena Ibu bisa berperan sebagai pelatih, seorang mama dan sebagai teman, di mana ibu selalu menyempatkan waktu untuk mendengarkan setiap isi hati para atletnya. Ibu sudah melatih sejak 2009,” kata Ivon.
Sementara itu, salah satu atlet dayung nasional di tim dayung Papua, Stevani Maysche Ibo juga menilai sosok Ibu Rosa adalah pelatih yang baik dan dekat dengan para atlet.
“Ibu Rosa adalah sosok pelatih yang baik yang selalu akrab dengan atletnya. Ibu adalah pelatih yang luar biasa,” ujar Vani.
Rencananya, jenazah Ibu Rosa akan dimakamkan di kampung halamannya di Genyem, Kabupaten Jayapura.
Selamat jalan legenda Dayung Papua, Jasa-jasamu akan selalu dikenang. (*)
Editor: Edho Sinaga