Papua No. 1 News Portal | Jubi
Tingginya harga tiket pesawat menjadi penyumbang terbesar inflasi di Kota Jayapura pada bulan Mei 2019. Sedangkan tarif pulsa ponsel menyumbang terhadap deflasi.
Harga tiket pesawat (angkutan udara) yang meroket sepanjang Mei 2019 menjadi penyebab utama inflasi atau merosotnya nilai uang di Kota Jayapura pada Mei 2019.
Demikian hasil survei bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua yang dirilis dalam jupa pers di Kota Jayapura, Selasa, 11 Juni 2019.
Kepala BPS Provinsi Papua Simon Sapari menjelaskan tiket pesawat mendongkrak inflasi di Jayapura sebesar 0,650 persen terhadap total inflasi Kota Jayapura yang sebesar 1,13 persen. Artinya kontribusi naiknya tiket pesawat lebih setengah dari inflasi pada Mei 2019.
Terjadinya inflasi pada Mei 2019 bertolak belakang dengan bulan sebelumnya. Sebab pada April 2019 justru Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,26 persen.
“Tarif Batas Atas (BTA) yang diberlakukan Kementerian Perhubungan kepada maskapai ternyata tidak berdampak, seperti hasil survei yang kami lakukan,” kata Simon.
Harga lainnya yang menjadi penyumbang inflasi terbesar kedua, tapi sangat jauh di bawah tarif angkutan udara, di Kota Jayapura adalah bawang putih sebesat 0,2020 persen. Tempat ketiga adalah bawah merah 0,179 persen.
“Secara umum inflasi tersebut masih didominasi oleh pengaruh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan (ikan dan sayur) yang memberikan andil 0,589 persen terhadap total inflasi di Kota Jayapura,” kata Simon.
Selain bawang putih dan bawah merah, pada kelompok ini harga yang naik adalah ikan kembung juga sebesar 0,079 persen, kangkung 0,056 persen, ikan cakalang 0,046 persen, dan cabai rawit 0,037 persen.
Kemudian sawi hijau sebesar 0,018 persen, ikan salam sebesar 0,018 persen, tomat sayur 0,016 persen, dan beberapa komoditas dominan lainnya.
Di sisi lain, harga beberapa produk dan komoditas yang turun sepanjang Mei 2019 di Kota Jayapura membantu deflasi, meski tidak banyak menolong dan masih jauh di bawah angka inflasi.
Tarif pulsa ponsel tercatat membantu -0,1679 persen. Jauh di bawahnya harga ikan ekor kuning membantu -0,074 persen, daging sapi -0,022 persen, daging ayam ras -0,0118 persen, deho sebesar -0,008 persen, gula pasir -0,0064 persen, bubara -0,0064, tenggiri -0,004, mujair -0,0037, dan wortel -0,0032 persen.
Simon mengatakan Kota Jayapura pada Mei 2019 menempati urutan ke-16 inflasi di tingkat nasional dan urutan ke-9 di tingkat Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua).
Inflasi tahun kalender di Kota Jayapura pada bulan Mei 2019 sebesar 1,36 persen dan inflasi year on year (Mei 2019 terhadap Mei 2018) sebesar 5,23 persen.
Untuk Provinsi Papua, BPS melakukan survei Indeks Harga Konsumen (IHK) pada dua kota, yaitu Kota Jayapura dan Meruake. Ternyata untuk Merauke kondisinya sangat berbeda dari Kota Jayapura, yang terjadi bukan inflasi, melainkan deflasi.
Merauke justru mengalami deflasi sebesar 0,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 139,44. Padahal pada April 2019 Merauke mengalami inflasi sebesar 1,20 persen
Inflasi tahun kalender Merauke pada bulan Mei 2019 sebesar -1,12 dan inflasi year on year (Mei 2019 terhadap Mei 2018) sebesar 0,19 persen.
“Merauke menempati urutan ke-82 di tingkat nasional dan ke-18 di tingkat Sulampua,” kata Simon.
Angkutan udara tidak berpengaruh signifikan di Merauke, hanya urutan keenam dengan 0,0532 persen. Urutan pertama justru naiknya harga mujair yang berkotribusi sebesar 0,2876 persen. Kemudian bawang putih sebesar 0,2808.
Berikutnya inflasi dipicu oleh kol putih/ kubis, bawang merah, kangkung, tomat buah, daging ayam kampung, kembang kol, dan terong panjang.
Namun penurunan yang tajam dan merata pada harga sayur-sayuran dan ikan berkontribusi besar pada deflasi, yaitu bayam menyumbang -0,2931 persen, kacang panjang -0,2705, dan cabai rawit -0,2115 persen.
Kemudian harga ikan kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso yang menyumbang -0,1956. Harga lainnya yang menyumbang deflasi adalah harga beras, tarif pulsa ponsel, cabai merah, udang basah, daging ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga.
“Secara umum deflasi Merauke tersebut didominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok bahan makanan dengan andil mencapai 0,394 persen terhadap total deflasi Merauke,” kata Simon. (*)
Editor: Syofiardi