Jayapura, Jubi – Akibat tidak terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapotik), sebanyak 15 siswa SMP Burmeso, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua tidak bisa mengikuti ujian nasional.
Ketua Panitia Ujian Nasional Provinsi Papua, Laurens Wantik mengatakan 15 siswa itu merupakan pindahan dari sekolah luar Mamberamo Raya. Namun, tidak disertai Surat Keterangan Hasil Ujian nasional (SKHUN) dan ijazah, sehingga tidak terdaftar di Dapotik sekolah setempat.
“Mereka ini ketika pindah langsung naik kelas, semetara di Dapodik masih terdaftar sebagai siswa Kelas IX. Jadi solusinya mereka harus mengikuti ujian di tahun depan,” kata Wantik, di Jayapura, Selasa (23/4/2019).
Secara umum di Papua, ujar ia, pelaksanaa ujian nasional di wilayah itu berjalan lancar sesuai jadwal. Meskipun ada sejumlah sekolah yang sempat mengalami gangguan internet.
“Sekitar jam 11.00 WIT tadi ada gangguan internet. Kami sempat berupaya mengalihkan Ujian Nasional ke offline, namun karena cepat teratasi sehingga bisa kembali dilaksanakan secara online,” ujarnya.
Hal yang sama juga berlaku bagi daerah yang dikategorikan rawan, seperti Kabupaten Nduga yang mana total ada tujuh sekolah tingkat SMP yang menggelar ujian nasional.
“Ada satu SMP yang melaksanakan UN di Kenyam, Ibukota Kabupaten Nduga. Sementara untuk siswa yang mengungsi pasca penyerangan KKB di wilayah itu melaksanakan UN di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kami memang fokus ke daerah rawan dan Puji Tuhan semua berjalan lancar,” katanya.
Sebelumnya, dikarenakan kekurangan fasilitas perangkat komputer, siswa-siswi SMP YPPGI Sentani harus menggunakan laboratorium komputer SMA Asisi Sentani untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Kepala Sekolah (Kepsek) SMP YPPGI Sentani Kabupaten Jayapura, David Balik mengatakan siswa-siswi yang terdaftar mengikuti ujian sebanyak 15 anak.
“Yang tiga orang itu waktu mendaftarkan nama kita masukan nama tapi pas pelaksanaan ujian praktik, persekutuan tertulis, sampai saat ini mereka tidak sempat ikut ujian, tiga orang itu dua dari SMP Haleluya dan satu dari SMP YPPGI, karena kami ini dua sekolah yang digabung bersama untuk ikut UNBK,” kata David.
Sekedar untuk diketahui, sebanyak 675 SMP dengan jumlah peserta 39.156 di wilayah Papua mengikuti Ujian Nasional. 245 Sekolah di antaranya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sedangkan 430 Sekolah lainnya melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Kertas Pensil (UNKP), dengan empat mata pelajaran yang diujikan, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. (*)
Editor: Syam Terrajana