Tesla kembali digugat karyawan, pelecehan seksual di tempat produksi

Papua, kekerasan seksual
Ada dua laporan baru yang diluncurkan pada 30 Juli mengungkapkan gentingnya isu KDRT, kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak-anak, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak di Pasifik dan Timor-Leste. - PINA

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Produsen mobil listrik Tesla Inc kembali digugat oleh karyawan wanita karena pelecehan seksual dalam waktu kurang dari sebulan. Dengan begitu perushaan iu mengalami dua tuntutan hukum yang menuduh “lingkungan kerja yang tidak bersahabat” terhadap wanita di pabrik pembuat mobil AS tersebut.

Tercatat seorang pekerja lini perakitan Tesla bernama Erica Cloud menuduh terdakwa termasuk mantan manajernya melakukan pelecehan seksual “terus menerus dan meluas” dalam gugatan yang diajukan di Pengadilan Tinggi Alameda County di California.

Baca juga : Tuduhan pelecehan seksual PBB pulangkan tentara Gabon dari misi perdamaian
Dua biarawati Argentina diduga lecehkan seksual puluhan anak
Angka kekerasan anak di dunia mencapai miliaran per tahun

Korban wanita itu menuduh manajer memeluk dan memijatnya sambil membuat komentar kasar dan sugestif. Dia mengatakan dia sekarang mengalami pembalasan dari manajer lain setelah mengeluh kepada tim sumber daya manusia Tesla tentang kesalahan tersebut.

“Tesla dan terdakwa lainnya menjadikan dia “lingkungan kerja yang tidak bersahabat yang berasal dari kebencian terhadap jenis kelaminnya, pelecehan seksual,” tulis gugatan itu, dikutip Antara dari Reuters, Sabtu, (11/12/2021).

Gugatan tersebut menuduh bahwa Tesla dan terdakwa lainnya gagal mencegah dan mengambil tindakan korektif atas pelecehan seksual dan pembalasan.

Tesla tidak segera menanggapi pertanyaan tentang gugatan tersebut. Tesla tidak memiliki departemen hubungan masyarakat.

Tercatat pada 18 November, pekerja Tesla perempuan lainnya, Jessica Barraza, mengajukan gugatan terhadap Tesla, dengan tuduhan pelecehan seksual di pabrik utamanya di Fremont, California.

“Budaya pelecehan seksual yang meluas, yang mencakup rentetan bahasa dan perilaku seksis setiap hari, termasuk sering meraba-raba di lantai pabrik, diketahui oleh supervisor dan manajer dan sering dilakukan oleh mereka,” tulis tuduhan gugatan itu lebih lanjut. (*)

Editor : Edi Faisol

Leave a Reply