Terus didemo, Perdana Menteri Thailand mulai melunak

Papua, protes
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dinilai mulai melunak menghadapi demonstrasi penentang pemerintahannya. Ia hanya menyampaikan agar demonstrasi dilakukan sesuai aturan yang berlaku, saat menghadapi aksi unjuk rasa terus meluas.

Read More

Pernyataan Prayuth Chan-ocha tersebut kontras dengan pekan lalu, saat ia mengancam akan menindak keras para demonstran jika tidak berhenti berunjuk . Saat itu ia memastikan tidak akan berubah pikiran dan mundur seperti desakan warga.

“Pemerintah bersedia mendengarkan masalah semua orang dan terus menyelesaikan masalah di semua bidang,” ujar juru bicara pemerintah, Anucha Burapachaisri, dikutip Bangkok Post, Senin, (19/10/2020).

Berita terkait : Polisi Thailand semprot demonstran dengan cairan kimia pedas

Aktivis mahasiswa Thailand deklarasi kemenangan rakyat

Thailand tunda beli kapal selam China usai menuai protes

Sebelumnya, Prayuth Chan-ocha mendapat kecaman setelah polisi menggunakan cara-cara kekerasan untuk membubarkan demonstran seperti menembakkan meriam air di persimpangan Pathumwan, Jumat pekan lalu. Peristiwa itu memicu gelombang protes di Bangkok dan provinsi lain.

Tercatat protes meletus di sekitar 20 lokasi luar Bangkok pada hari Minggu kemarin. Titik-titik yang menjadi pusat aksi di antaranya The Victory Monument dan persimpangan Asok.

Demonstrasi besar juga terjadi di luar pusat perbelanjaan Future Park di daerah Rangsit, Provinsi Pathum Thani dan Central Plaza WestGate di distrik Bang Yai, Provinsi Nonthaburi. Seribu orang dilaporkan terlibat dalam aksi yang berakhir pukul 8 malam .

Sedangkan di Provinsi Nakhon Ratchasima, mahasiswa yang diperkirakan berjumlah 600 orang berkumpul di Universitas Teknologi Rajamangala Isan. Mereka menuntut perdana menteri dan para senator yang dipilih sendiri oleh junta mengundurkan diri. Di Khon Kaen, ratusan mahasiswa berkumpul di luar Khon Kaen Witthayon menuntut semua aktivis dibebaskan.

Sekitar seribu mahasiswa juga menghadiri rapat umum di Universitas Chiang Mai pada hari Minggu kemarin. Seorang orator mengancam bakal memblokir Jalan Huay Kaew dari pintu masuk universitas ke pusat perbelanjaan Maya di persimpangan Rin Kham. Ancaman itu trkait para aktivis yang sebelumnya ditangkap di Bangkok tidak dibebaskan. (*)

Editor : Edi Faisol

 

Related posts

Leave a Reply