Menghadapi 50 dakwaan pembunuhan atas serangan sebuah masjid di Christchurch
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Wellington, Jubi – Tersangka supremasi kulit putih Brenton Tarrant, diperkirakan akan membacakan pembelaan dan menghadapi dakwaan baru aksi terorisme di persidangan pada Jumat (14/6/2019) terkait pembantaian massal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Dalam serangan teror 15 Maret yang disiarkan secara langsung di akun Facebook, seorang pria yang dilengkapi senjata semiotomatis memberondongkan peluru ke arah jemaah Sholat Jumat di Christchurch hingga menewaskan 51 orang dan melukai puluhan lainnya.
Tarrant telah menghadapi 50 dakwaan pembunuhan atas serangan tersebut dan ketika dirinya hadir di Pengadilan Tinggi Christchurch pada Jumat akan dikenai dakwaan aksi terorisme. Langkah itu akan menjadi dakwaan terorisme pertama yang diajukan di Selandia Baru.
Berita terkait : Pascateror Christchurch, polisi masih jaga masjid di Selandia Baru
Tiga warga Fiji korban serangan teroris di Christchurch
Dunia kutuk penembakan brutal di Selandia Baru
Polisi pada Mei mengumumkan rencananya untuk mengajukan dakwaan terorisme dan dakwaan pembunuhan tambahan.
Hakim Pengadilan Tinggi Christchurch, Cameron Mander, pekan lalu mengatakan Tarrant diperkirakan akan mengajukan pembelaan atas dakwaan tersebut.
Tarrant tidak diharuskan mengajukan pembelaan dalam persidangan 5 April lantaran Hakim Mander memerintahkan Tarrant agar menjalani pemeriksaan kejiwaan terlebih dahulu guna menentukan apakah dirinya layak untuk diadili.
Tarrat merupakan warga negara Australia, ia ditangkap setelah penembakan itu dan dipindahkan ke penjara berpenjagaan sangat ketat di Auckland, Selandia Baru. (*)
Editor : Edi Faisol