Teror di Prancis kembali terjadi, kali ini penyerangan di gereja dan konsulat

penikaman Papua
Foto ilustrasi - pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Terir penyerangan di Prancis kembali terjadi kali ini menimpa sekitar Gereja Notre Dame Basilica, Nice,  membuat tiga orang tewas dan satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang menggunakan pisau.  Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk tindakan teror tersebut. Dia menyebutnya bentuk kegilaan.

Read More

“Kegilaan teroris Islam,” kata Macron, Kamis, (29/10/2020).

Baca juga : Usai pembunuhan Samuel Paty, giliran Wali Kota Prancis diancam akan dibunuh 

Pemenggalan guru terkait karikatur Nabi, presiden Prancis tutup masjid 

Pemenggalan guru, polisi Prancis buru kelompok ekstremis

Macron menyatakan Prancis akan selalu melawan paham ekstremisme dan terorisme. Dia juga menyatakan Prancis tetap akan mempertahankan nilai-nilai sekularisme.

Penyerangan diduga kuat dilakukan oleh imigran asal Tunisia, yakni Brahim Aouissaoui. Dia masih berusia 21 tahun dan sudah ditangkap aparat setempat.

AFP melaporkan pelaku tiba di Eropa pertama kali di Pulau Lampedusa, Italia. Sempat dikarantina oleh otoritas setempat sesuai dengan protokol pencegahan virus corona.

Setelah dibebaskan, Brahim diperintahkan untuk meninggalkan wilayah Italia. Dia tiba di Prancis pada awal Oktober hingga terjadi penyerangan di Nice.

Penyerangan itu lekas menjadi sorotan dunia karena terjadi ketika Macron dikritik oleh banyak pimpinan negara.

Sejumlah pimpinan negara Timur Tengah meradang dan mengkritik sikap Macron. Bahkan sempat ada guru asal Prancis yang dipenggal pada 17 Oktober lalu usai membicarakan kartun tersebut.

Wali Kota Nice, Christian Estrosi menyebut serangan ini sebagai ‘serangan fasis Islam’.

“Pelaku terus mengulang “Allahu Akbar’ bahkan saat diobati karena terluka akibat penangkapan,” kata Estrosi kepada wartawan di lokasi kejadian.

Di Arab Saudi seorang warga menyerang petugas keamanan Konsulat Prancis di Jeddah, menggunakan pisau. Polisi Mekkah mengatakan pelaku penyerangan adalah warga Saudi, namun kewarganegaraan penjaga konsulat yang mengalami luka ringan tidak disebutkan.

“Penyerang ditangkap oleh pasukan keamanan Saudi segera setelah serangan itu. Penjaga itu dibawa ke rumah sakit dan nyawanya tidak dalam bahaya,” kata Kedutaan Prancis untuk Saudi dalam sebuah pernyataan.

Penjagaan diperketat usai terjadi penyerangan. AFP melaporkan petugas kepolisian yang berjaga di Konsulat Prancis di Jeddah bahkan melarang warga memotret di sekitar lokasi. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply