Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Nabire, Jubi – Dinas Kesehatan Kabupaten Nabire menemukan 7 kasus Kaki Gajah pada tahun 2016. sedangkan tahun sebelumnya hanya ada 18 kasus, sehingga terdapat 25 kasus di kabupaten ini.
Kasus ini ditemukan tersebar di beberapa daerah seperti Totoberi, Samanui, Moor, Wami, Yaro, Samabusa, Nabarua, Karang Tumaritis, Morgo, Kali Susu, Kali Harapan dan Yeretuar.
“Jadi bukan hanya di dalam kota saja tapi hampir seluruh Nabire,” Kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas kesehatan Kabupaten Nabire, dr. Frans C. Sayori kepada Jubi di Nabire, Senin (3/10/2016).
Cara penularan penyakit yang melalui gigitan nyamuk, kata Sayori menyebabkan penyebaran penyakit ini cukup meluas.
“Kalau tidak ditangani dengan serius perbandingannya adalah jika satu orang penderita akan menularkan ke 10 orang lainnya. Nah kalau 10 orang berarti kemungkinan akan terjangkit 100 orang,” jelasnya.
Dikatakannya, guna mencegah penularannya, Pemerintah telah mencanangkan Oktober sebagai bulan Eliminasi Kaki Gajah atau Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP).
“Mari kita ajak keluarga, teman, kerabat untuk datang ke puskesmas-puskesmas terdekat dan minta obatnya untuk diminum,” katanya.
Kementerian Kesehatan pada 1 hingga 30 Oktober 2016, Dinas Kesehatan Provinsi Papua meresponnya dengan memesan obat filariasis atau Kaki Gajah yang telah tiba di pelabuhan Jayapura pada 29 September 2016 lalu.
Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Papua dr Aaron Rumainum kepada wartawan, Senin (3/10/2016) di Jayapura mengatakan telah menyediakan obat filariasis kepada 12 Kabupaten/kota di Papua.
“Obatnya sudah ada dan sudah didistribusikan Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, Keerom, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Pegunungan Bintang, Puncak, dan Kabupaten Puncak Jaya. Selanjutnya kabupaten lainnya menyusul,” katanya. (*)