Terbang Layang Papua protes penggunaan pesawat penarik milik DKI Jakarta

Papua
Cabor terbang laying Papua ketika berlatih di kompleks Lanud Surya Dharma, Kalijati, Subang, Jawa Barat-Jubi/Islami

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Tim terbang layang Papua kembali dibuat kesal dengan adanya rencana akan digunakannya pesawat penarik milik DKI Jakarta dalam pertandingan disiplin terbang layang cabang olahraga aerosport Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.

Ketua harian terbang layang Papua, Paul Graham Mnusefer memprotes penggunaan pesawat milik DKI Jakarta lantaran mereka berstatuskan calon lawan di PON XX nanti.

Read More

Dirinya meminta sebaiknya pesawat yang digunakan bersifat netral seperti pesawat milik TNI AU yang pernah digunakan pada PON XIX Jawa Barat tahun 2016 lalu.

“Pesawat penarik yang akan digunakan itu milik DKI Jakarta, itu kan lawan kita nanti. Padahal ada pesawat netral milik TNI AU yang dipakai pada saat PON XIX Jawa Barat yang ada di Akademi AU itu kan bisa dipakai. Tapi saya tidak tahu kenapa kok mereka tidak mau gunakan yang itu,” katanya kepada awak media Jubi, belum lama ini.

“Kita akan memprotes itu karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Kita rencana mau berkomunikasi dengan KONI Papua supaya menyurati atau bicara kepada PB PON dan beritahukan ke mereka, supaya itu bisa dicari tahu kenapa bisa begitu, karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal dengan Panpel dan di tengah jalan itu dirubah tanpa sepengetahuan kami,” tambahnya.

Mnusefer yang juga sebagai pelatih berharap hal tersebut bisa segera dicari solusinya, dan ia juga berharap akhir Agustus mendatang semua kendala bisa teratasi sesuai dengan yang diharapkan oleh pihaknya.

“Kalau pesawat penarik juga masih gunakan milik DKI Jakarta kami juga tidak terima. Itu kan milik lawan kami. Yang pasti bukan kami saja yang protes, tapi dari daerah lain juga sama menolak,” sambungnya.

Sampai saat ini timnya masih berada di Tasikmalaya menjalani pemusatan latihan. Timnya belum bisa bertolak ke klaster Mimika karena belum tersedianya pesawat penarik untuk berlatih.

“Karena belum ada pesawat penarik kita tidak bisa latihan di sana. Itu kan pesawat milik DKI Jakarta, jadi kita harus menunggu mereka datang dulu baru kita bisa gunakan,” tandasnya.

Di sisi lain, atlet unggulan terbang layang Papua, Vladimir Mnusefer mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya sudah menjalani persiapan dengan baik. Namun, hampir dua bulan ini mereka belum berlatih kembali.

“Untuk persiapan PON XX kami sudah sangat optimis mempersembahkan medali bagi Papua. Cuma masalah kami adalah hampir dua bulan ini kami tidak latihan baik, karena masih kekurangan biaya. Tapi meskipun situasinya seperti itu, kami tetap optimis saja. Karena dibandingkan dengan PON sebelumnya, jelang PON XX ini latihan kami lebih banyak. Saat ini kami masih TC di Tasikmalaya,” ujarnya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply