Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Makassar, Jubi – Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Sulawesi Selatan (Sulsel) Pangurizal mengatakan jumlah tenaga kerja konstruksi yang tersertifikasi masih rendah. “Dari 6,2 juta tenaga kerja konstruksi, baru 6,1 persen yang tersertifikasi, atau sekitar 370 ribu pekerja,” kata Pangurizal di sela Gerakan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi se-Sulsel di Makassar, Senin (21/11/2016).
Rendahnya jumlah tenaga kerja konstruksi tersertifikasi ini, kata Pangurizal, merupakan salah satu tantangan utama berkembangnya sektor kontruksi di Indonesia. “Ini disayangkan, karena Indonesia merupakan salah satu pasar konstruksi terbesar di Asia,” ujarnya.
Tantangan lain, lanjutnya, adalah masalah sulitnya memperoleh modal dan penjaminan, dan kurangnya dukungan industri peralatan infrastruktur. Menurut Pangurizal, kegiatan sertifikasi 1.000 tenaga konstruksi ini merupakan salah satu upaya Pemprov Sulsel untuk menjawab kendala pelaku industri infrastruktur nasional dalam memperoleh tenaga kerja yang tersertifikasi. “LPJK Sulsel dalam kesempatan ini turut menunjang dan mesinergikan Program G1000 Sulsel, sekaligus menjawab tantangan sektor konstruksi,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, usai mencanangkan Gerakan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi se-Sulsel, menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam upaya membendung tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia.(*)