Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Komite Paralimpik Nasional atau National Paralympic Committee (NPC) Papua melibatkan akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura guna memenuhi target para atletnya pada iven Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI.
NPC Papua menargetkan 30 persen medali emas dari 556 medali yang diperebutkan pada perhelatan iven olahraga atlet disabilitas Indonesia.
Demi mencapai target tersebut, NPC Papua akan membentuk tim evaluasi peningkatan prestasi yang bertugas untuk mengawasi dan memberikan pemahaman kepada para pelatih di 12 cabang olahraga yang dipertandingan pada iven Peparnas XVI.
Akademisi yang dilibatkan oleh NPC Papua yakni Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen, Profesor Saharudin Ita. Tugasnya untuk membantu pelatih dalam menyusun program latihan yang efektif dalam peningkatan prestasi atlet di Peparnas.
“Karena NPC ini sudah berubah, tidak lagi cuma andalkan pengalaman, tapi kemampuan pengetahuan tentang melatih atlet capai prestasi,” kata Ketua NPC Papua, H. Jaya Kusuma, dalam rilis yang diterima awak media Jubi, Senin (15/3/21).
Dijelaskan Jaya Kusuma, keterlibatan tim yang dibentuk dengan beranggotakan beberapa dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Uncen itu juga untuk memantau perkembangan atlet sepanjang menjalani pemusatan latihan (TC).
“Memang performa atlet dan pelatih kita sudah bagus sebelumnya, tapi tidak didukung data prestasi, dan pengalaman lebih dalam melatih atlet. Jadi mereka akan keluar melihat atlet latihan, kita NPC harus berubah, apalagi kita dituntut peringkat yang terbaik,” terangnya.
Baca juga: Jadi tuan rumah Peparnas XVI, NPC Papua target masuk tiga besar
Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi Peningkatan Prestasi NPC Papua, Prof. Saharuddin Ita, mengatakan tes awal yang akan dilakukan timnya yakni penyegaran pelatih, termasuk melihat kembali metode latihan yang diberikan kepada para atlet di lapangan.
“Kita akan lihat lagi perkembangan latihan atlet, juga berikan pengetahuan tentang berlatih karena ini kan berbeda tidak sama dengan atlet lainnya. Paling tidak di luar teknis mereka harus pahami itu, sesuai kapasitas maksimal mereka, termasuk periodisasi latihan,” paparnya.
Dirinya menambahkan para pelatih harus wajib memiliki periodisasi program latihan, terlebih waktu perhelatan Peparnas XVI sudah di depan mata.
“Kita sesuaikan dengan kondisi yang ada dengan waktu mepet ini, test awal akan diberikan untuk naikan kapasitas normal. Jadi ini sangat penting untuk prestasi, mau tidak mau harus lakukan itu,” pungkasnya.
Iven Peparnas XVI dijadwalkan akan digelar pada November mendatang, selepas perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. (*)
Editor: Dewi Wulandari