Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Koordinator kelompok pengrajut noken Holandia Binen Rajut, Herlina Mara mengatakan beragam barang kerajinan yang dijualnya diminati para tamu Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua. Mara menyatakan ia dan para perajin menjual kerajinan berupa noken, tas tangan, tas gawai, dan sepatu buatan anggota kelompoknya.
Holandia Binen Rajut adalah salah satu kelompok perajut noken dan barang kerajinan lain yang berkesempatan berjualan di arena PON XX Papua. Sejak 23 September 2021 lalu, Mara dan kelompoknya telah menempati tenda anjungan Usaha Kecil Mikro (UKM) di arena bisbol dan sofbol yang berada di Pangkalan TNI AU Silas Papare, Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura.
Ada 10 tenda anjungan UKM yang dibangun di sana, namun baru tenda anjungan Holandia Binen Rajut yang melayani para tamu PON. Menurut Mara, ia dan kelompoknya mendapatkan tenda anjungan UKM setelah didaftarkan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jayapura kepada Sub Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional atau Sub PB PON Kabupaten Jayapura.
Baca juga: Buka cabor wushu, Bupati Merauke: Junjung tinggi sportivitas
“Kami juga diberikan pelatihan selama beberapa hari, sebelum pelaksanaan PON, dan diberikan modal dan peralatan pendukung seperti mesin jahit,” ujar Mara saat ditemui di arena bisbol dan sofbol, Rabu (29/9/2021).
Menurutnya, para tamu PON meminati berbagai barang kerajinan khas Papua. Ia dan kelompoknya sudah menjual puluhan tas gawai dan noken.
“Kami sangat bersyukur dapat kesempatan untuk menempati tenda UKM. Kami berterima kasih kepada Sub PB PON Kabupaten Jayapura. Ada sebagian [barang kerajinan] yang kami berikan secara gratis kepada para atlet dan ofisial bisbol,” jelasnya.
Holandia Binen Rajut, kata Mara menawarkan beraneka barang kerajinan dengan harga terjangkau. “Sebagai promosi burung cenderawasih, rata-rata noken yang kami rajut menggunakan bahan benang dengan warna kuning, coklat sebagai symbol warna cenderawasih. Harganya yang dibandrol dari 150 ribu hingga 300 ribu,” ujarnya.
Baca juga: PON XX Papua: Basket Putri Jateng vs Jatim berlangsung sengit
Hingga Rabu, ada tujuh tenda anjungan UKM yang kosong. Sementara dua tenda lainnya telah diisi barang dagangan, namun penjualnya belum melayani pembeli. “Mungkin masih persiapakan bahan jualannya, dan sedang menunggu hingga 2 Oktober, bertepatan dengan pembukaan [PON XX Papua],” kata Mara.
Lenny Latuperissa, salah satu anggota Holandia Binen Rajut, menjelaskan dampak penyelenggaraan PON XX Papua bagi pembuat barang kerajinan sepertinya sangat besar. Menurutnya, pengusaha mikro yang selama ini tidak mendapatkan peluang pasar bisa menjual beragama kerajinan tangan dan kuliner khas Papua.
“Tidak harus dalam tenda UKM, karena pengunjung atau peserta PON yang datang ke sini lebih banyak meluangkan waktu mereka untuk berjalan-jalan sambil mencari hal atau barang serta makanan yang tidak ada di daerah mereka. Itu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja,” kata Latuperissa. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G