Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Pemerintah Kabupaten Jayawijaya akan menerapkan kurikulum muatan lokal tentang pelajaran bahasa lokal (bahasa ibu), kepada setiap siswa. Mulai tahun ajaran 2022/2023.
Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua mengatakan, a ia telah meminta dinas pendidikan agar bahasa lokal dapat diterapkan di semua satuan pendidikan.
“SD dan SMP yang menjadi tannggungjawab kita, mulai di tahun ajaran baru sudah mulai berlaku. Mudah-mudahan data sudah disiapkan, karena data yang saya minta sudah dua tahun lalu, tetapi baru disiapkan hingga launching di tahun ajaran baru nanti,” kata Jhon Banua kepada wartawan, Kamis (24/3/2022) di Wamena.
Sementara itu sekretaris Dinas Pendidikan Jayawijaya, Bambang Budiandoyo menambahkan kurikulum sementara diproses semenjak ada pertemuan lanjutan dengan tokoh-tokoh kompeten dengan bahasa lokal Jayawijaya pada April, untuk memastikan agar pada tahun ajaran baru 2022/2023, bisa mengeluarkan peraturan daerah atau peraturan bupati terkait dengan implementasi bahasa daerah di satuan pendidikan.
Untuk mengantisipasi siapa pengajarnya, akan mengandalkan pengajar lokal. Mereka akan membantu guru-guru yang ada supaya lebih efektif.
Baca juga:
Dua Bahasa Lokal Papua Barat Punah
Menjaga kearifan lokal dengan Alkitab bahasa daerah
“Pak bupati menginstruksikan dan kami laksanakan untuk rekrutmen guru-guru lokal sebanyak 150 orang, sementara ini proses finalisasinya, tinggal nanti kita setelah verifikasi akhir segera kita umumkan sesuai persyaratan yang ada,” kata Bambang.
Dengan merekrut 150 orang guru lokal itu, diharapkan bisa memfasilitasi untuk memandu pembelajaran bahasa lokal.
“Ini tahap awal, kita berharap masih ada proses pembelajaran tertentu, kami berharap dengan dukungan kurikulum yang disusun ahlinya di bidang bahasa lokal dan guru-guru lokal yang memang disiapkan oleh
Pemda untuk mendukung ini salah satu tugasnya, berharap tahun ajaran baru pembelajaran muatan lokal yang isinya bahasa lokal Jayawijaya dapat berjalan dengan baik sesuai rencana,” katanya.
Pelajaran bahasa lokal ini, katanya, rencananya akan diterapkan untuk kelas awal PAUD, SD dan SMP. Ke depan akan dievaluasi karena bahasa ini dinamis, sehingga akan dilaksanakan sesuai kewenangan daerah yaitu semua jenjang di Jayawijaya.
Menurutnya, hal ini sangat spesifik karena pembangunan yang berhasil didukung oleh kearifan lokal yang berbasis pada budaya. Dimana, budaya ada akarnya dan salah satunya ialah bahasa lokal atau bahasa ibu, dari situlah dapat tergali informasi kearifan dan cerita lokal yang bisa membangun semacam karakter anak didik. Agar dapat mengetahui, menghargai sehingga membuat peserta didik lebih bijaksana.
“Sementara ini dari informasi yang berhasil dinas himpun, kebanyakan kurang mengerti bahasa ibunya, dapat dibayangkan beberapa tahun ke depan dapat kehilangan akar dan dapat mudah goyah. Karakter kita tidak dapat terbentuk sesuai harapan orang tua-tua kita terdahulu,” katanya. (*)
Editor: Syam Terrajana