STK Touye Paapa Deiyai akan beralih status menjadi perguruan tinggi negeri

STK Touye Paapa Deiyai, Papua
Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik STK Touye Paapa Deiyai, Yohakim Tekege (berdiri) saat menyampaikan laporan penutupan ujian skripsi di aula SMP YPPK Edagotadi, Tigi Timur, Sabtu, (2/10/2021). - Jubi/Abeth You

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Tigi, Jubi – Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapa atau STK TP di Deiyai yang selama ini dikelola oleh Keuskupan Timika akan beralih status menjadi perguruan tinggi negeri. Hal itu dinyatakan  Kepala Sub Direktorat Pendidikan Tinggi, Bimas Katolik, Kementerian Agama RI, Yuven Sepur saat memberikan sambutan penutupan ujian skripsi bagi 27 mahasiswa STK TP secara daring pada Sabtu (2/10/2021).

Yuven Sepur menyatakan Kementerian Agama RI berencana mengalihkan status STK TP menjadi perguruan tinggi keagamaan negeri pada Oktober mendatang. Pengalihan status itu diresmikan bersamaan dengan pelaksanaan wisuda para mahasiswa STK TP.

Read More

“Bapak Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama akan hadir saat wisuda nanti. Itu sekaligus untuk penegerian Kampus STK Touye Paapa, [beralih status dari perguruan tinggi] swasta ke negeri,” kata Yuven.

Baca juga: Pemkab Intan Jaya didesak segera resmikan asrama putri di Jayapura

Sejak Selasa (28/9/2021), sejumlah 27 mahasiswa STK TP mengikuti ujian skripsi yang berlangsung di aula SMP YPPK Edagotadi, Distrik Tigi Timur, Deiyai. Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik STK TP, Yohakim Tekege mengatakan ujian skrispi mahasiswa itu dibagi dalam dua kelompok mahasiswa. Setiap hari, tiga atau empat mahasiswa diuji oleh enam penguji, yaitu Oktovianus Pekei, Yohakim Tekege, Yontonis Giyai, Alfonsus Biru Kira, Titus Pekei dan Deky Tekege.

“Dosen penguji dari kampus STK Touye Paapa sebanyak enam orang. Jadi satu mahasiswa diuji oleh empat dosen. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan skripsi itu adalah mahasiswa yang sudah benar-benar melewati teori akademik, Kuliah Kerja Lapangan, dan sebagainya,” ujar Yohakim Tekege kepada Jubi usai acara penutupan ujian skripsi, Sabtu.

Ia menyatakan ujian skripsi itu menjadi bagian dari pengendalian mutu kelembagaan pendidikan tinggi, dan menyangkut proses dan kelulusan Perguruan tinggi keagamaan Katolik Swasta (PTKKS). Kegiatan uji skripsi saat itu juga menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan sebelum masuk ruang uji para mahasiswa mencuci tangan dengan sabun.

Ketua STK TP, Oktovianus Pekei mengatakan, ujian skripsi merupakan penilaian pembelajaran akhir program sarjana Strata 1 STK TP. “Kami menguji skripsi peserta untuk penilaian pembelajaran akhir, dan juga mengoreksi atau memberikan penilaian yang objektif terhadap skripsi peserta. Dosen penguji menyampaikan lembar hasil penilaian kepada kami sebagai ketua kampus,” kata Pekei. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply