Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Mendiang kapten Persipura era 1968-1978 Hengky Heipon pernah berujar stadion sepak bola itu ibarat ‘rumah’ bagi sebuah klub sepak bola. Usai Hengky Heipon menyaksikan AC Milan melawan Atlanta di Stadion San Siro milik klub Merah Strip Hitam dari Italia dan sangat terkesima dengan teriakan tifosi AC Milan.
Kepada Jubi Hengky Heipon mengatakan sudah saatnya klub sebesar Persipura harus memiliki stadion sendiri.
“Saya pernah mengusulkan kepada mantan pengurus Persipura Bapak Barnabas Youwe tetapi mungkin dianggap belum terlalu penting,” katanya sebagaimana ditulis dalam buku berjudul Persipura Mutiara Hitam sepak bola dari Timur.
Usulan Hengky Heipon ini pernah pula disampaikan Jubi kepada mantan Ketua Umum Persipura, MR Kambu.
“Saya kira stadion Mandala direnovasi karena Persipura bermain di level Asia sehingga belum saatnya memiliki stadion sendiri,” kata M R Kambu kala itu.
Saat itu Stadion Mandala direnovasi bertepatan dengan laga Superliga musim 2009/2010 sehingga tim kebanggaan masyarakat Papua bermarkas di Stadion Mattoangin Makassar.
Jubi sempat pula menyaksikan laga Persipura melawan PSM Makassar dan Persiba Balikpapan, penonton sedikit dan tak banyak supporter Persipura. Hal ini jelas membuat Panpel Persipura di sana lebih banyak mengeluarkan anggaran.
Begitupula dengan Liga 1 musim 2019, Persipura harus gonta ganti stadion dari Deltras Sidoarjo ke Stadion Aji Imbut, Kutai Kertanera, Kalimantan Timur. Panpel juga tak meraup keuntungan malahan rugi dan banyak pengeluaran karena harus menyewa stadion.
Kini Persipura kembali melakoni laga di luar kandang, dan resmi berstatus tim musafir sehingga bermain dari stadion ke stadion. Tak heran kalau Jacksen F Tiago memberi julukan bagi Persipura sebagai klub bertajuk Persipura Nusantara.
Bak gayung bersambut, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, langsung menerima tim berjuluk Mutiara Hitam untuk bermarkas di Stadion Klabat, Manado. Dikutip dari https://beritamanado.com menyebutkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey menyetujui pinjam pakai Stadion Klabat Manado sebagai homebase Persipura Jayapura, secara gratis.
Pasalnya Gubernur Sulut melihat potensi Persipura sebagai peluang untuk membangkitkan sepak bola di Provinsi Sulut dengan menghadirkan klub divisi dua Sulut United.
Komitmen tersebut diawali dengan pembicaraan nonformal yang ditindak lanjuti surat permohonan Ketua Umum Club sepak bola Persipura Jayapura Nomor 020/Persipura/11/2020 yang ditanda tangani oleh Dr Drs Benhur Tomi Mano MM tentang peminjaman Stadion Klabat kepada Gubernur Sulut.
Tuah Stadion Klabat dan gratis pula
Tak heran kalau pelatih Persipura Jacksen F Tiago mengatakan Persipura langsung nyaman bermain di Stadion Klabat, dan sukses mengalahkan PSIS.
“Kami bersyukur kepada Tuhan karena bisa meraih tiga poin penuh. Kemenangan ini untuk seluruh masyarakat di Manado dan Papua yang sudah mendoakan dan mendukung kami untuk meraih kemenangan,” kata Jacksen Tiago usai Persipura berhasil mengawali Liga 1 2020 dengan skor akhir 2-0 saat melawan PSIS Semarang, Minggu (1/3/2020) sore.
“Jujur bahwa saya merasa bahwa kami bermain seperti di rumah sendiri, karena anak-anak bisa bermain bagus dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk meraih kemenangan,” katanya sebagaimana dilansir goal.com Indonesia.
Teriakan fans Persipura dan suporter dari Manado, lanjut Jacksen F Tiago, ikut pula menambah motivasi bagi pemain.
“Apalagi Boaz yang mendapat teriakan fans membuat pemain kami kembali bersemangat untuk meraih kemenangan. Itu motivasi yang luar biasa bagi pemain kami,” kata mantan pelatih timnas Indonesia itu.
Stadion rumah klub
Persipura sudah merasa nyaman bermain di Stadion Klabat sudah mendapat dukungan penonton dan juga Gubernur Sulut tak memungut biaya sepeser pun dari klub Persipura. Namun yang jelas berkaca dari klub Persipura sebagai klub profesional sudah saatnya memiliki stadion sendiri.
“Ibarat rumah bagi sebuah klub,” kata kapten Persipura 1968-1978, almarhum Hengky Heipon.
Usulan stadion sendiri bagi klub Persipura pernah pula diangkat kembali dalam launching Majalah Jubi edisi II 27 Mei-26 Juni 2013 bertajuk Awas benalu di Persipura. Kedua sesepuh Persipura Pdt Mesak Koibur dan Pdt Willem Maloali menyarankan sebaiknya Persipura punya stadion sendiri untuk berlatih tanpa harus pindah tempat latihan.
Sebenarnya usulan Hengky Heipon atau Mesak Koibur mantan Ketua Umum Persipura pertama sesuai dengan Konfederasi Sepak Bola Asia atau: Asian Football Club Licensing Regulations yang dikutip Jubi dari https://ligalaga.id menyebutkan sebuah klub dikatakan profesional jika memiliki hal sebagai berikut.
Pertama, akademi sepak bola dan tim muda. Setiap klub profesional harus ada akademi sepak bola (akademi Persipura) dan tim muda. Pada article 8 AFC Club Licensing Regulations, disebutkan bahwa klub-klub harus memiliki akademi dan tim muda. Keberadaan dari akademi dan tim muda ini adalah cermin bahwa klub memproduksi talenta secara berkelanjutan, ditopang lewat tim muda yang menaungi mereka berdasarkan jenjang umur.
Kedua, stadion. Stadion juga menjadi salah satu hal yang disorot di AFC Club Licensing Regulations, tepatnya di article 9. Regulasi perkara stadion ini lazimnya sudah diketahui banyak pihak, termasuk suporter dan manajemen klub itu sendiri.
Untuk stadion, AFC Club Licensing Regulations menyarankan agar klub mematuhi standar AFC Stadium Regulations. Di situ dijelaskan mengenai apa-apa saja yang harus dimiliki oleh sebuah stadion agar layak menggelar laga level Asia, seperti laga AFC Cup, Liga Champions Asia, Piala Asia, maupun kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Tribune stadion berkapasitas minimal 5.000, dengan kursi single seated serta jarak yang lebar antara satu deret kursi dengan yang lainnya. Tribune juga harus dilengkapi tribune media, tribune VIP dan VVIP, serta tempat wartawan TV menyimpan kamera (koneksi internet khusus untuk empat tempat tersebut). Tribune seluruhnya harus tertutupi atap. Area fotografer. Fotografer harus diberi ruang di lapangan, jika bisa diberikan kursi, serta koneksi internet yang cepat. Mereka harus diberi tempat senyaman mungkin untuk mengambil foto, juga fasilitas yang apik untuk mengirimkan foto.
Soal pencahayaan, minimal stadion harus menyediakan lampu berkapasitas 1.200 lux. Lampu juga harus ditempatkan di setiap penjuru lapangan, sehingga pencahayaan bisa tepat mengenai lapangan (membantu fotografer).
Saat Persipura bermain di Stadion Klabat tiga teknisi dari Jayapura langsung memasang 40 lampu di Stadion Klabat guna memenuhi standar dari AFC. Fasilitas lain macam toilet, tempat ibadah, kantin di dalam stadion, serta ruangan-ruangan yang melibatkan elemen pertandingan, seperti ruang medis, ruang ganti pemain, dan ruang ganti wasit. Untuk ruang medis, alat-alat medis yang lengkap harus sudah tersedia.
Sedangkan untuk ruang ganti pemain dan ruang ganti wasit, minimal harus tersedia tempat bilas dan kulkas untuk menyimpan minuman. Khusus ruang ganti pemain, papan taktikal harus disediakan untuk menopang pelatih, beserta tempat menyimpan baju. Toilet dan tempat ibadah mesti diiringi sanitasi yang baik.
Rumput yang digunakan mesti rumput alami, atau bisa juga rumput sintetis yang sudah lolos uji FIFA. Sistem pengairan rumput dan drainase juga mesti diperhatikan.
Ruang konferensi pers yang muat 70 orang, ditambah mixed zone tempat wawancara doorstop, harus ada di stadion. Akses ke stadion yang harus mudah (200 km atau berjarak 2,5 jam perjalanan dari bandara internasional terdekat), serta sistem keamanan yang apik dan tribune khusus difabel.
Ketiga, manajemen klub. Soal manajemen klub juga diatur dalam AFC Club Licensing Regulations ini, tepatnya di article 10. Klub profesional harus berisikan jajaran manajemen dan tempat berkantor yang jelas. Kantor Persipura sekarang memakai Gedung Olahtraga (GOR) Waringin di Kotaraja tetapi hanya tertulis Persipura dan logo Persipura tanpa ada PT Persipura dan manajemen kantor lengkap. Saat Benhur Tommy Mano mencabut gugatan terhadap PSSI dalam surat tertulis Tommy Mano sebagai Presiden Persipura.
Manajemen Persipura terdiri dari Ketua Umum dan Sekretaris Umum, selain itu ada pula manajer Persipura Rudy Maswi. Sedangkan Direktur Utama Persipura adalah Herat Kalengkongan. Persipura saat ini mendapat sponsor dari Specs untuk Jersey Persipura di musim 2020, Bank Papua PT Freeport dan Kuku Bima.
Oleh karena itu, di dalam Club Licensing Regulations ini, klub harus memiliki sekretariat (kantor), disertai alamat, nomor telepon, alamat email, dan kode pos yang jelas. Klub juga harus berisikan orang-orang seperti General Manager, Bendahara, Pihak Keamanan (bekerja sama dengan polisi setempat), serta Media Officer.
Bukan cuma itu, pelatih kepala, asisten pelatih (terdiri dari pelatih fisik, pelatih kiper, dan asisten pelatih kepala), dokter klub, fisioterapis, pelatih tim muda, dan kepala akademi menjadi sesuatu yang wajib ada.
Keempat, dokumen dan aspek finansial klub. Soal dokumen klub, hal ini juga yang jadi pertimbangan dari AFC, ada di article 11. Jika klub itu ilegal, maka jangan harap klub akan dapat lisensi dari AFC. Oleh karena itu, dokumen-dokumen dari klub harus jelas, agar aspek legalitas klub terpenuhi.
Yang pertama adalah soal perusahaan tempat klub bernaung. Klub harus berbadan hukum agar jelas payung hukum dari klub tersebut. Hal ini ditopang oleh data kepemilikan klub (siapa pemilik dan para pemegang sahamnya) sehingga akan jadi jelas siapa yang berhak atas klub-klub tersebut.
Format kontrak dari para pemain. Format kontrak ini harus manut FIFA, dan juga manut terhadap aturan dari Departemen Tenaga Kerja dari masing-masing negara. Khusus di Indonesia, Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) jadi syarat mutlak yang harus ada, dan jangan lupa pula sertakan International Transfer Certificate (ITC) bagi para pemain asing.
Aspek finansial pun jadi syarat yang mutlak ada dalam AFC Club Licensing Regulatons ini. Ia ada di article 12. Laporan keuangan yang jelas, baik itu soal gaji elemen tim macam pemain, tim pelatih, tim dokter, dan fisioterapis, juga data pemasukan dan pengeluaran klub, data keuangan klub di bursa transfer, mesti jadi sesuatu yang harus ada. Karena klub itu dipayungi badan hukum, urusan pajak juga mesti jadi sesuatu yang mesti dipenuhi. (*)
Editor: Dewi Wulandari