SMKN 2 Jayapura menjadi proyek percontohan sekolah rujukan

Suasana sosialisasi dan workshop soal penyusunan implementasi untuk Sekolah Rujukan di SMKN 2 Jayapura – Jubi/Roy Ratumakin.
Suasana sosialisasi dan workshop soal penyusunan implementasi untuk Sekolah Rujukan di SMKN 2 Jayapura – Jubi/Roy Ratumakin.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Pengawas Pembina SMKN 2 Jayapura, Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Veronika Urip Indiastuti kepada Jubi, Kamis (18/7/2019) mengatakan, SMKN 2 Jayapura ditunjuk oleh Direktorat SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan program Sekolah Rujukan di Kota Jayapura.

Read More

“Apresiasi harus kita lakukan, namun tugas berat sudah di depan mata yaitu melakukan persiapan secara internal sekolah dalam mengimplementasikan Sekolah Rujukan tersebut. Untuk itu, hari ini ada kegiatan sosialisasi dan workshop soal penyusunan implementasi untuk Sekolah Rujukan tersebut,” katanya disela-sela kegiatan.

Veronika mengatakan, di dalam Sekolah Rujukan tersebut, yang ditunjuk mendapat beberapa tugas yang harus dimasukkan dalam program Sekolah Rujukan yaitu diantaranya, terkait dengan kurikulum yang disandingkan dengan hal-hal yang menjadi dunia usaha dan dunia industri, pembentukan karakter, dan literasi.

“Untuk kurikulum sendiri, diharapkan anak-anak kita yang lulus pada akhirnya dapat diterima dalam dunia usaha maupun industri. Namun kurikulum juga tidak murni datang dari pemerintah ataupun dari sekolah tetapi juga merujuk pada dunia usaha,” ujarnya.

Untuk pembentukan karakter, kata Veronika, peserta didik juga harus diajarkan soal pembentukan karakter dan etos kerja yang tinggi dan ini menjadi catatan yang sangat penting dan harus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang sudah ditentukan dalam sekolah tersebut.

“Soal literasi, pihak sekolah juga harus membuat sejumlah program yang berkaitan dengan literasi. Karena dengan program literasi yang dilaksanakan di sekolah, kita berharap dapat berkembang pada diri peserta didik, apalagi menyongsong abab ke 21 khususnya kemampuan literasi,” katanya.

Veronika menambahkan, untuk mencapai pada Sekolah Rujukan, sekolah tersebut harus memenuhi beberapa aspek diantaranya fasilitas pendukung, SDM (tenaga pendidik), beberapa jumlah program keahlian di sekolah tersebut, dan peran serta dunia usaha dan dunia industri yang telah bekerjasama dengan sekolah rujukan tersebut.

Koordinator Kurikulum SMKN 2 Jayapura Hilda Heryanti menambahkan,  program Sekolah Rujukan ini merupakan implementasi dari Impres nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK dalam rangka peningkatan kualitas dan daya saing SDM Indonesia.

Nantinya, program ini hasilnya dititikberatkan kepada siswa yang menjalani proses pembelajaran. Karena, setiap semester usai, mereka mendapat sertifikat keahlian.

“Artinya, setelah tamat nanti, selain ijazah siswa juga mengantongi sejumlah sertifikat keahlian yang diakui,” katanya.

Sebenarnya menurut Hilda Heryanti, ada enam aspek yang menjadi titik berat dari program Sekolah Rujukan diantaranya pengembangan dan penjelasan kurikulum, inovasi pembelajaran, standarisasi sarana dan prasarana utama, profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, kerjasama sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri serta aspek pengembangan kelembagaan.

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Jayapura, Elia Waroi merasa senang karena sekolah yang ia pimpin berhasil dipilih menjadi salah satu Sekolah Rujukan.

“Kami siap mengembangkan enam aspek yang diajukan pemerintah. Karena, ada beberapa aspek yang sudah biasa kami terapkan. Sehingga dipercaya tidak akan mengalami kendala saat direvitalisasi,” katanya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply