Papua No.1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – SMA YPK Betlehem Wamena, Kamis (23/9/2021) melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT), dalam rangka persiapan dimulainya sekolah tatap muka di zona satu dan sebagian zona dua se-Jayawijaya yang rencana akan dimulai pekan depan.
Simulasi sendiri dihadiri pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan maupun tim gugus tugas Covid-19 Jayawijaya, serta para LSM pendidikan yang selama ini mengawasi jalannya proses pembelajaran tatap muka terbatas.
Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Jayawijaya, Tinggal Wusono mengatakan simulasi yang dilakukan ini merupakan gelombang kedua yang dilakukan, sehingga hampir seluruh sekolah sudah siap melaksanakan tatap muka terbatas ini.
Hanya saja, kata Tinggal, saat ini sekolah tatap muka harus bersinergi dengan pelaksanaan vaksinasi. Sehingga pemerintah daerah berharap proses vaksinasi dan segala ketentuan yang terkait dengan tatap muka bisa saling bersinergi.
“Memang kami pahami ada masalah menyangkut sosialisasi ini bisa kita lakukan secara menyeluruh kepada peserta didik dan tenaga pendidik, sehingga proses vaksinasi bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Menurutnya, pembelajaran tatap muka terbatas ini memang tidak akan dilakukan secara serentak, hanya bagi sekolah yang sudah merasa siap. Selain itu prioritasnya kepada sekolah-sekolah yang memang secara pembelajaran sudah siap, artinya untuk SMA/SMK dulu, setelah itu diberlakukan untuk tingkat SMP, dan jika berjalan baik barulah masuk ke tingkat TK/PAUD serta SD.
“Jadi tidak kita lakukan secara serentak, karena kasus Covid-19 ini masih ada di Jayawijaya sehingga kita juga bisa berhitung terkait dengan kondisi sarpras maupun tenaga, ketika memang nanti ada hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya, Natalis Mumpo mengatakan setelah melaksanakan simulasi di sejumlah sekolah, nantinya dinas di akhir pekan ini akan turun lapangan bersama tim dari kesehatan, untuk mengecek kesiapan di sekolah.
“Bersama dengan tim gugus tugas Covid-19 kami akan turun cek ke sekolah yang pertama, yaitu berapa banyak guru dan tenaga pendidikan lainnya yang sudah divaksin, setelah itu barulah bagi peserta didik mulai dari tingkat SMP hingga SMA,” kata Natalis Mumpo.
Sementara itu, Kepala SMA YPK Betlehem Wamena, Amuli Deni Irianto Matuan mengaku pihaknya siap melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, berdasarkan surat edaran bupati yang tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Sebelum simulasi kami memang telah mempersiapkan semuanya, meski memang diakui masih terjadi kendala dalam penerapannya, terutama mengenai pengadaan alat-alat dalam penerapan prokes di tatap muka nanti,” kata Matuan.
Pasalnya, selama masa pandemi ini pengadaan alat cuci tangan dan prokes lainnya dilakukan secara swadaya. dan hanya mengandalkan sumber dana dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
“Untuk uang SPP memang kami diperbolehkan dari pemerintah untuk lakukan pungutan, tetapi kami mengerti dengan situasi anak-anak di masa pandemi saat ini, bahwa tidak memungkinkan kami memungut biaya seperti itu, sehingga kami memang hanya melalui satu sumber yaitu dana BOS,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo