Papua No. 1 News Portal | Jubi
Kondisi kelistrikan kontradiktif dengan gemerlap perayaan Hari Jadi Kabupaten Teluk Bintuni. Pasokan setrum pun bisa menyusut gara-gara lilitan ular.
KARANGAN bunga diletakkan warga di halaman Kantor PLN Bintuni. Itu menjadi penanda duka cita mendalam terhadap kondisi kelistrikan.
Setrum kerap biarpet bahkan lebih sering padam ketimbang menyala di Kabupaten Teluk Bintuni. Pelayanan PLN pun dianggap tidak lebih baik daripada layanan distrik perdesaan (lindes).
“Sejak 16 tahun Kabupaten Teluk Bintuni berdiri, belum ada itikad baik dari pemerintah maupun PLN untuk meningkatkan layanan kelistrikan. Janji yang mereka umbar tidak sesuai kenyatan,” kata warga Bintuni, Dorce Kambunandiwan, kepada Koran Jubi, pekan lalu.
Penjual pinang tersebut masih mengandalkan kayu bakar dan kompor minyak tanah saat memasak. Dia khawatir menggunakan perabotan elektronik karena takut rusak akibat listrik byar pet.
“Pemadaman bisa berlangsung lebih dari 12 jam. Bagi warga yang mampu bisa membeli generator, tetapi saya hanya pakai pelita atau lampu darurat,” ungkap Dorce.
Pengiriman karangan bunga merupakan inisiatif para ibu rumah tangga di Bintuni. Mereka sekaligus menagih PLN untuk membenahi kondisi kelistrikan pada bulan ini, seperti yang pernah dijanjikan kepada warga.
“Listrik lebih sering padam daripada menyala. Jadi, kami menyatakan turut berduka cita,” kata Yohana, peserta aksi pengiriman bunga ke PLN Bintuni.
Bangun pembangkit
Kondisi kelistrikan kontradiktif dengan perayaan 16 Tahun Pembentukan Kabupaten Teluk Bintuni, dua pekan silam. Perayaannya gemerlap dan mendatangkan artis sebagai penghibur acara.
Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, pun turut kesal menghadapi layanan listrik yang terus memburuk dalam tiga bulan terakhir. Setrum PLN telah disuplai proyek pengeboran minyak lepas pantai LNG-Tangguh. Pemerintah setempat juga telah membantu habis-habisan agar kualitas listrik semakin mumpuni.
“Pemerintah Kabupaten Teluk Bituni telah serahkan lima generator kepada PLN. Kami
juga menghibahkan sekaligus menanggung biaya penimbunan 3 hektare lahan (untuk penempatan generator). Jadi, PLN tinggal mengoperasikan saja generator tersebut,” kata Kasihiw.
Kasihiw mengaku agenda pembangunan banyak tersendat gara-gara listrik bertingkah di Teluk Bintuni. Dia pun berencana membangun sendiri Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) sebagai alternatif. Sumber energinya memanfaatkan suplai dari LNG-Tangguh.
“Jika PLN sudah tidak mampu lagi, kami siap membangun PLTMG seperti Kota Sorong. Namun, kami masih memberikan kepercayaan kepada PLN,” ujarnya.
Dililit ular
PLN Bintuni selama ini mendapat tambahan suplai listrik sebesar 4 megawatt sehari dari LNG-Tangguh. Akan tetapi, suplai mengalami induksi atau susut sehingga hanya tersisa sebanyak 2,8 megawatt sehari. Kondisi jaringan menjadi musababnya.
Jaringan listrik PLN Bintuni rata-rata berumur 10 tahun. Kondisinya pun sering terganggu akibat faktor usia, perawatan minim hingga kondisi alam.
Teluk Bintuni masuk dalam wilayah kerja PLN Manokwari. Petugas mereka pun dikerahkan untuk memastikan kondisi jaringan listrik saat ini.
“Kami tidak tinggal diam. Petugas lapangan terus memeriksa dan memperbaiki kondisi jaringan,” kata Kepala PLN Manokwari, Sulisyo, melalui keterangan tertulis, pekan lalu.
Petugas pun menemukan beberapa penyebab induksi sewaktu memeriksa kondisi jaringan listrik di Teluk Bintuni. Salah satunya ialah ular yang melilit tiang jaringan. Temuan ini didapati di sebuah kawasan hutan rawa.
“Ular bisa menjadi konduktor (pengantar arus listrik) sehingga mengakibatkan short (korsleting). Setelah jaringan diperbaiki, ditemukan lagi gangguan di gardu hubung,” jelas Sulisyo.
Petugas PLN menyusuri kawasan hutan rawa selama empat hari. Survei dan perbaikan jaringan listrik tersebut dilanjutkan setelah mereka melengkapi kembali logistik dan peralatan ke Bintuni.
Sulisyo mengaku mereka juga sedang mengebut pengerjaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Bintuni. Mesin baru tersebut untuk memperkuat pasokan dari pembangkit saat ini yang telah berusia tua.
“Kapasitas PLTD saat ini sudah tidak mencukupi untuk menyuplai cadangan listrik. Semoga mesin baru sudah bisa commissioning test (diujicobakan) pada awal bulan depan,” ujar Sulisyo. (*)
Editor: Aries Munandar