Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Presiden Joko Widodo meninjau secara daring pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk pelajar SMP dan SMA serentak di 14 provinsi, termasuk Papua, dan vaksinasi dor to dor bagi masyarakat umum pada Rabu 14 Juli 2021. Presiden memantau dari Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Beberapa siswa juga berdialog secara daring dengan Presiden Joko Widodo yang didengarkan pelajar, termasuk di Papua. Bermacam pertanyaan yang diajukan siswa, di antaranya apa pengaruh penerapan PPKM terhadap kenaikan kasus Covid-19 dan kemungkinan digelarnya pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Apa pengaruh dari penerapan PPKM dengan kasus kenaikan kasus Covid-19 saat ini, Bapak?” kata Kristina, siswi SMA Negeri 39 Jakarta.
Jokowi menjelaskan bahwa penerapan PPKM berguna membatasi kegiatan masyarakat agar tidak terjadi interaksi, baik antar orang dengan orang maupun antara kelompok dengan kelompok. Jika semakin menurun interaksi maupun mobilisasi maka penyebaran virus Covid-19 juga dipastikan akan menurun.
BACA JUGA: Komentar pelajar Papua setelah disuntik vaksin Covid-19
’’Sehingga semua negara ada yang melakukan ‘lockdown’, ada yang melakukan pembatasan yang ketat, ada yang melakukan PPKM skala mikro. Memang cara-caranya macam-macam, tapi intinya semua itu adalah mengurangi mobilitas, mengurangi interaksi antar orang dengan orang. Intinya ke sana pembatasan itu, begitu Kris,” kata Jokowi.
Ayu dari SMA Negeri 1 Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau juga bertanya kemungkinan akan pembelajaran tatap muka di sekolah setelah menerima vaksin Covid-19.
“Untuk program vaksinasi pada pelajar ini, apakah ada kemungkinan pembelajaran tatap muka Pak karena kami sangat rindu belajar di sekolah, Pak,” kata Ayu.
Menurut Ayu pembelajaran secara online terkadang terkendala jaringan, sehingga membuat ia kesulitan menangkap materi yang disampaikan guru.
Jokowi menjelaskan awalnya pemerintah berencana membuka pembelajaran tatap muka pada Juli 2021. Tetapi karena penyebaran virus Covid-19 semakin meningkat rencana tersebut ditunda dulu.
“Ini kan kita masih pandemi, pandeminya kan belum mereda, semuanya punya keinginan seperti itu, tapi kita semuanya harus hati-hati karena penyebaran Covid-19 masih terjadi tidak hanya di negara kita tapi di negara lain di seluruh dunia sehingga kita rem dulu untuk belajar tatap muka,” kata Jokowi.
Akan tetapi, kata Jokowi, bila nanti Covid-19 sudah mereda akan memperbolehkan belajar tatap muka lagi di seluruh sekolah yang ada di tanah air.
“Yang paling penting Ayu dan teman-teman semuanya terus semangat belajar, jangan kendor, kalau ada hal yang ingin ditanyakan saat belajar online, tanyakan kepada bapak ibu gurumu. Salam untuk semua guru yang ada di SMAN 1 Tanjung Pinang dan juga kepada orang tua. Terima kasih Ayu,” kata Jokowi.
Vaksinasi Covid-19 massal pada 14 Juli 2021 tersebut dipertuntukkan bagi 15.000 pelajar SMP, 15.000 pelajar SMA, dan 20.000 untuk masyarakat melalui vaksinasi dari pint uke pintu (‘dor to dor’). Di Papua vaksinasi serentak diadakan di SMP Negeri 1 Jayapura dan SMA Negeri 1 Sentani, Kabupaten Jayapura.
Selain menanggapi pertanyaan siswa, Presiden Jokowi juga bertanya mengenai apa yang dirasakan siswa saat disuntik vakisn Covid-19 dan juga tentang pembelajaran daring.
“Siap sudah Bapak, ada 600 siswa yang divaskin di SMAN 1 Sentani. Siap, tidak sakit Bapak,” jawab Yasmin dari SMA Negeri 1 Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Tak hanya Ayu dan Kristina, hampir semua siswa, termasuk Yasmin juga menyampaikan kerinduan akan pembelajaran tatap muka di sekolah. Ia juga rindu bertemu dengan teman-teman dan gurunya.
Meski begitu Presiden Jokowi meminta para siswa tetap semangat belajar dan menjalankan protokol kesehatan.
”Untuk semua anak-anakku tetap semangat belajar, jangan kendor, baik belajar online maupun belajar tatap muka, kalau sudah diperbolehkan. Nanti kalau belajar tatap muka sudah diperbolehkan, saya titip pesan pada anak-anakku sekalian semuanya agar tetap memakai masker meski pun sudah divaksin, menjaga jarak kalau bertemu dengan teman-temanya. Kemudian juga jangan dalam kerumunan yang banyak sekali, karena itu akan mempermudah penyebaran virus Covid-19,” kata Presiden.
Frist Soparue, orang tua siswa di SMP Negeri 1 Jayapura mengatakan mengikutsertakan anaknya menerima vaksin Covid-19 untuk bisa mencegah dan mengantisipasi penularan virus Covid-19.
Menurut laki-laki 40 tahun tersebut vaksin Covid-19 sangat bagus untuk meningkatkan kekebalan imun anak-anak, karena tak memiliki efek samping.
Selain itu, kata Saparue, dengan membiarkan anak divaskin berarti ikut membantu pemerintah menekan perkembangan Covid-19 dan mencapai presentasi ‘herd immunity corona’. Dengan demikian anak-anak bisa segera belajar tatap muka di sekolah.
“Sebenarnya pembelajaran daring yang dilakukan lewat Zoom banyak faktor yang dapat mengganggu, seperti anak-anak tidak fokus belajar karena ada kebisingan,” katanya. (*)
Editor: Syofiardi