Papua No. 1 News Portal | Jubi
Paniai, Jubi – Ribuan orang dari berbagai unsur dan kalangan mengikuti puncak acara pesta adat babi (Yuwo) di kampung Epouto, Distrik Yatamo, Paniai, Rabu, (8/8/2018).
Acara itu digelar untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan serta mempertahankan nilai-nilai budaya bagi suku bangsa Mee. Kepala Yuwo, Yanuarius Tekege mengatakan, dalam acara itu pihaknya menyembelih ratusan ekor babi dan semuanya terjual .
“Untuk babi kami masukkan di Kewita (camp Yuwo) sekitar 300 lebih ekor. Banyak orang yang datang mau beli dan habis dibeli,” ujar Yanuarius Tekege kepada Jubi.
Menurut dia, pihaknya telah mendirikan Kewita sebanyak 11 dengan ukuran 14 x 8 meter yang dibangun pakai kayu asli Paniai.
Tetua Yuwo, Timotius Tekege mengatakan, tidak mudah menggelar acara Yuwo. Makan waktu yang cukup panjang. Mulai proses penempatan lokasi yang disebut dengan Onage Motii (sebuah pohon yang ditanam sebuah buat gedung Emaa), selanjutnya dibangun Emaawa (tempat dansa).
Emaawa akan didatangi banyak orang dari berbagai daerah. Ada dari Tigi, Kamuu, Paniai Barat, Paniai Timur, Agadide dan lainnya. Dan ini berlangsung selama waktu yang panjang. Paling tidak lima sampai 10 tahun. “Acara dansa biasanya dibuat pada malam hari, tujuannya cari jodoh dan mempererat tali persaudaraan,” ungkap Timotius Tekege.
Ia menambahkan, acara Yuwo juga memertimbangkan ketersediaan babi yang dipelihara. Jika dinilai sudah mencukupi, barulah akan memutuskan digelarnya pesta tersebut.
“Jadi, mau tidak mau harus kami piara ekina (babi) dulu, bukan kita asal beli babi milik orang lain. Itu tidak biasa, adat jadi akan dituntut. Kalau babi piaraan sudah mencapai 20 lebih ekor barulah kita laksanakan. Sisanya kita bisa beli di mana-mana dan kepada siapa saja,” tutupnya. (*)