Serangkan udara Suriah tewaskan puluhan tentara Turki

pertempuran papua
Ilustrasi perang, pixabay.com
ilustrasi perang, pixabay.com

Seorang pejabat senior Turki, ketika Presiden Tayyip Erdogan memimpin pertemuan darurat mengatakan kondisi itu membuat Erdogan memperingatkan akan melancarkan serangan skala penuh untuk mengusir pasukan Suriah kecuali mereka mundur.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Istanbul, Jubi – Gubernur provinsi Hatay, Turki tenggara, Jumat, (28/2/2020) pagi mengatakan sebuah serangan udara oleh pasukan pemerintah Suriah di wilayah barat laut Suriah, Idlib, menewaskan 33 tentara Turki dan melukai yang lain.

Baca juga : Perang Turki dan Suriah di ambang mata

Tangkis serangan Turki, militer Suriah akan dikerahkan

Turki ingatkan AS jangan ada kevakuman kekuasaan di Suriah

Seorang pejabat senior Turki, ketika Presiden Tayyip Erdogan memimpin pertemuan darurat mengatakan, kondisi itu membuat Erdogan memperingatkan akan melancarkan serangan skala penuh untuk mengusir pasukan Suriah kecuali mereka mundur.

Erdogan mengadakan pertemuan darurat dengan staf selama beberapa jam, pada Kamis malam (27/2/2020) membahas serangan itu.

Tercatat jumlah kematian militer Turki meningkat menjadi 54 selama bulan ini. Sedangkan hampir satu juta warga sipil telah telantar di Idlib dekat perbatasan Turki sejak Desember, ketika pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia merebut wilayah dari pemberontak Suriah yang didukung Turki.

Krisis kemanusiaan terburuk dalam perang sembilan tahun negara itu menjadi ancaman untuk membuka jalan bagi pengungsi ke Eropa. Untuk mengantisipasi gelombang pengungsi dari Idlib, polisi Turki, penjaga pantai, dan petugas keamanan perbatasan telah diperintahkan untuk mundur di penyeberangan darat dan laut pengungsi.

“Kami telah memutuskan, secara efektif segera, untuk tidak menghentikan pengungsi Suriah mencapai Eropa melalui darat atau laut,” kata pejabat Turki, yang meminta disebut anonim.

“Semua pengungsi, termasuk dari Suriah, dipersilakan untuk menyeberang ke Uni Eropa,” ujar dia.

Keleluasaan pengungsi itu sengaja dibiarkan karena beban menampung mereka terlalu berat. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply