Sorong, Jubi – Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong menemukan sembilan spesies ikan pelangi di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua dan di Kaimana, Papua Barat.
Direktur Poliktekni Kelautan Perikanan Sorong Silvester Simau di Sorong, Jumat (12/8/2016) mengatakan penemuan itu dilakukan melalui proyek riset saintifik multinasional “Fresh Water Fisher of New Guinea” dalam bidang sistematika, evolusi, domestikasi dan konservasi dengan koordinator 5 ekspedisi internasional dalam bidang “aquatic diversity” di Papua.
Ekspedisi “Lengguru 2” yang dipimpin akhir tahun 2014 adalah ekspedisi ilmiah terbesar di Indonesia. Ekspedisi itu melibatkan 100 anggota tim dari 6 negara, yang sedikitnya menemukan 50 spesies baru untuk ilmu pengetahuan.
Ia juga mendomestikasi 22 pualsi baryy rainbow fishes untuk akuakultur, co-founder DNA Barcoding Indonesia fishes, dan telah mem-barcode lebih dari 500 ikan dengan penanda molekuler, serta Scienttific peer Reviewer dan editor dari 14 internasional scientific publication.
“Ia telah menghasilkan 2 film dokumenter saintifik yang ditayang di beberapa televisi internasional dan meraih penghargaan pada dua festival internasional di Eropa, peringkat keempat 2011 dan peringkat kedua tahun 2012,” katanya.
Proyek penelitian yang dipimpin oleh dosen Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Kadarusman itu telah meraih penghargaan, seperti Mahar Schutzenberger Award, Prancis tahun 2011, penghargaan Menteri Kelautan Perikanan 2015, dan penghargaan Setya Lencana Wirakarya 2015. Penyandang gelar Ph.D dari Universite de Paul Sabatier Perancis 2012 ini dikenal sebagai penemu ikan pelangi asal Papua.
Ketua Tim Penelti Prof. Dr. Kadarusman mengungkapkan yang terbaru di tahun 2016, tim memproklamirkan penemuan kembali (Rediscovery) sembilan ikan pelangi spesies karismatik, yaitu: Sentaniensis yang telah dianggap punah sejak awal 1980. Penemuan ini penting karena ditemukan oleh taksonom Indonesia, yang mengkiaskan kemandirian dan reputasi yang berasal dari SDM asal Papua. Untuk pertama kalinya Tim riset mempublikasikan bahwa C. Sentaniensis belum punah, dan masih ditemukan di alam terdeteksi hidup bersama dengan dua jenis ikan pelangi lainya, yakini G. Incisus dan C. Faciata.
Presensi spesies karismatik tersebut dapat ditemukan sepanjang lokasi, baik sungai maupun sudut danau, mulai Distrik Heram hingga Distrik Waibhu, Sentani.
“Salah satu faktor penting, untuk dapat mewujudkan lulusan yang berkhawalitas, adalah tersedianya dosen yang memiliki dedikasi tinggi, profesional, dan memiliki semangat untuk secara terus menerus mengembangkan keilmuannya.
Alhamdulilah, para Dosen Poltek KP Sorong memiliki itu semua,” katanya. (*)