Selami kebudayaan Papua melalui kuliner

Kafe Andre milik Hesty Kere disamping dermaga Kalkhote kampung Harapan Sentani - Jubi/Agus Pabika.
Kafe Andre milik Hesty Kere disamping dermaga Kalkhote kampung Harapan Sentani – Jubi/Agus Pabika.

Papua No. 1 News Portal | Jubi 

Jayapura, Jubi – Bekerja sebagai jurnalis tak menghalangi Hesty Imelda Kere untuk mengembangkan passion di bidang lain. Pekerjaannya sebagai kuli tinta membuatnya menemukan passion lain selain berkutat dengan isu – isu yang kerap digubah menjadi sebuah berita.

Read More

Hesty, begitu ia kerap disapa mulai merintis sebuah usaha di bidang kuliner. Ide awalnya adalah banyaknya kuliner khas Papua yang belum awam di tengah masyarakat. Menurutnya, keberagaman dan khasanah budaya yang tertuang dalam sajian khas mama – mama Papua memiliki keunikan sendiri. Potensi itulah yang mendorong Hesty membuka Kafe Andre yang berlokasi di Dermaga Kalkhote, Kampung Harapan Sentani.

“Orang asli Papua harus bisa menunjukan kreatifitasnya, walau saya hanyalah seorang wartawati, bekerja setiap hari memburu berita. Tapi kalau ada potensi yang bisa dikembangkan kenapa tidak? Saya berharap ini juga bisa memotivasi anak-anak muda Papua lain,” kata Hesty kepada Jubi.

Hesty mengaku punya banyak mimpi untuk tanah tempatnya tinggal. Ia berharap nanti Papua bisa berdiri sendiri. Hal ini bisa dimulai dari hal – hal sederhana seperti usaha yang mulai dia rintis. Berbicara tentang usaha yang dirintisnya, Hesty mengaku mengalami jatuh bangun dan beberapa kendala. Ia bahkan mengaku sudah mengalami kegagalan sebanyak lima kali. Namun keteguhan hati dan juga passion (semangat) membuatnya tetap bangkit.

“Kita berada di atas tanah kita, kenapa kita tidak menjadi tuan di atas tanah kita sendiri? Inikan yang menjadi impian pemimpin-pemimpin Papua. Ketika seorang anak Papua bisa bekerja di atas tanahnya sendiri dan dia bisa menghasilkan dan menjadi pemilik dari usahanya sendiri,” tuturnya.

Berbincang di kafe yang didirikan empat bulan lalu ini, Hesty membagikan kisah tentang usaha yang didirikanya. Mengusung konsep tradisional dan menonjolkan kekayaan kuliner khas Papua, Hesty yakin mampu bersaing dengan pengusaha lainnya.

Di kedainya yang sederhana ini, Hesty menyajikan menu-menu khas Papua di antaranya ikan gabus Danau Sentani. Ia mengatakan, cita rasa masakan Papua memang hanya bisa disajikan di Papua. Ia juga mengaku menggunakan bahan – bahan yang segar untuk memastikan kualitas hidangan yang disajikan.

“Selain menu ikan gabus danau Sentani, ada juga mujair dari danau Sentani yang masih segar kami hadirkan juga ada ubi-ubi, sayur-sayur yang memang asli dari Papua,” ungkap Hesty.

Tak sampai di sana, Hesty juga membuat berbagai olahan makanan berbahan dasar umbi khas Papua. Dengan sedikit modifikasi dan sentuhan modern, ia menyajikan banyak menu unik dan menggoda.

“Olahan umbi-umbian juga kami berusahan untuk mencari menu-menu baru yang bisa kita buat misalkan ubi dicampur sama keju sehingga ada cita rasa berbeda untuk kafe Andre ini, termasuk keladi tumbuk yang menjadi khas di kafe ini,” kata Hesty.

Di kedai yang dikelolanya, Hesty juga melibatkan mama-mama asli Papua untuk mengolah berbagai bahan khas. Menurutnya, mama-mama Papua juga punya banyak potensi dan mampu menghasilkan makanan dengan sentuhan khas Papua. Sejauh ini ada 4 mama – mama Papua yang dipekerjakan di kedai miliknya.

“Kafe Andre menu tradisional tapi memiliki cita rasa nasional,” kelakarnya.

Ke depan, Hesty sudah merancang sejumlah terobosan untuk Kafe Andre. Salah satunya dengan memperbanyak menu khas Papua yang diharapkan mampu menarik minat wisatawan yang datang. Apalagi jelang perhelatan olahraga empat tahunan PON di Papua.

“Yang jelas saya mau yang terbaik. Kami berharap bisa mempromosikan danau Sentani kita, potensi kuliner khas Papua di danau Sentani dan ini juga bisa menjadi satu lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar terutama keluarga dekat kita,” katanya.

Meski berjalan lancar, ada sejumlah kendala yang dihadapi Hesty dalam menjalankan usahanya. Salah satunya adalah keterbatasan mempromosikan usahanya ke masyarakat. Sejauh ini Hesty tengah mencoba mempromosikan usahanya melalui sejumlah platform media sosial. Ia berharap trik ini bisa mendatangkan banyak pelanggan ke Cafe miliknya.

Berkunjung ke Kafe Andre, para pelanggan tak hanya bisa menikmati berbagai sajian khas Papua. Di sini pengunjung juga akan disuguhi pemandangan Danau Sentani yang apik. Selain itu, Hesty juga menyediakan buah tangan khas Papua seperti noken hingga mahkota yang didatangkan langsung dari perajin di pegunungan.

Sementara itu salah satu pengunjung kafe Andre, Jean Bisay memberikan apresiasi kepada pemilik kafe yang selalu eksis menjaga pangan lokal khas Papua pada setiap menu makan yang disediakan kepada para tamu yang datang berkunjung.

“Ini salah satu potensi yang harus kita angkat bersama terutama makanan lokal yang mulai tersingkirkan oleh makanan kota. Saya harap ada anak muda Papua lainnya yang bisa kembangkan usaha seperti ini ke depan,” harapnya. (*)

Editor       : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply