Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura, Hanna Elisabeth Hikoyabi mengatakan, para pengusaha yang mengemban tanggung jawab proyek pembangunan dan rehab rumah dampak banjir bandang di Kabupaten Jayapura, rata-rata masih dalam proses pembinaan.
Hal ini berkaitan dengan banyaknya keluhan masyarakat sebagai penerima manfaat, yang datang sendiri mengadu ke BPBD Kabupaten Jayapura terkait proses pekerjaan yang belum selesai. Ada bahan bangunan yang tidak sesuai dengan perencanaan, dan masih banyak lagi keluhan yang hampir setiap hari disampaikan oleh masyarakat.
“Tugas kami sebagai pemerintah adalah pembinaan, kepercayaan yang diberikan dalam proses pekerjaan harus dikerjakan dengan kejujuran dan penuh rasa tanggung jawab. Dan semua dalam kendali pemerintah daerah,” ujar Sekda Hanna di ruang kerjanya, Rabu (9/3/2022).
Sekda juga mengatakan, proses pekerjaan oleh ratusan pengusaha lokal terdiri dari ratusan paket, hal ini tidak mudah untuk mengontrolnya satu per satu. Apalagi dikerjakan dalam waktu yang bersamaan dan limit waktu pekerjaan yang ditentukan. Pekerjaan awal banyak yang adendum akibat kehabisan stok bahan bangunan seperti kayu besi dan lain-lain.
“Sudah menjadi konsekuensi dalam bekerja, mau tidak mau, suka tidak suka, semua harus selesai dengan waktu yang ditetapkan. Tentunya dengan dukungan masyarakat sebagai penerima manfaat,” ucapnya.
Dikatakan, dalam pertemuan dengan seluruh pengusaha yang terlibat dalam proses pekerjaan ini, sudah ditekankan bahwa limit waktu pekerjaan pembangunan dan rehab rumah di empat segmen, sudah harus selesai pada April mendatang.
“Mau satu paket atau dua paket, semua wajib memberikan laporan pertanggungjawaban kerja. Tim lapangan sudah kami perintahkan untuk terus melakukan pengawasan dan monitoring,” katanya.
Pekerjaan pembangunan dan rehab rumah dampak banjir bandang dan meluapnya air Danau Sentani pada empat segmen, terdiri dari 2.000 unit rumah yang terdata, dibagi dalam 233 paket pekerjaan kategori rusak berat, sedang, dan ringan yang dikerjakan oleh 189 pengusaha lokal.
Kepala Bidang Bencana Alam pada BPBD Kabupaten Jayapura, Gustaf mengatakan, penyerapan anggaran dari total 275 miliar anggaran bencana banjir bandang, pada 21 Februari ini telah terserap sebesar 185 miliar (75 persen). Pembangunan 1.900 rumah telah dilaksanakan dengan masa akhir kontrak kerja pada April mendatang. Tersisa pekerjaan fisik seperti jalan dan jembatan yang sedang dalam monitoring, sementara waktu pelaksanaan kerja akan berakhir pada September 2022.
Kendala yang dihadapi, lanjut Gustaf, yakni proses pembelian bahan dasar seperti kayu besi yang habis dan langka, serta proses pekerjaan di satu wilayah yang tidak bisa dikerjakan oleh pengusaha yang bukan dari wilayah tersebut, dan anggaran untuk transportasi bagi pekerjaan di wilayah pesisir.
“Pekerjaan yang rumit tetapi wajib untuk dilaksanakan, tim kerja ditopang langsung oleh konsultan dan inspektorat, sehingga proses pekerjaan dan pengambilan keputusan dalam menghadapi kendala selalu dikerjakan dengan baik. Harapan kami, pada April mendatang sudah ada laporan dari masing-masing pengusaha yang kami terima,” ucapnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo