Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Sejumlah pemimpin negara masuk dalam daftar upaya peretasan dan penyadapan oleh perusahaan Israel NSO. Di antara pemimpin yang masuk dafatar penyadapan di antaranya Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Irak Barham Salih
Hal itu megacu temuan investigasi yang dilakukan oleh 17 organisasi media, dipimpin organisasi non-profit asal Prancis Forbidden Stories. Organisasi NSO mentargetnya penyadapan besar-besaran terhadap kepala negara, pejabat pemerintahan, jurnalis, dan aktivis HAM.
Baca juga : Amerika perkarakan warga Cina dan Malaysia peretas ratusan perusahaan
Peretas Rusia diduga berhasil masuk ke sistem lembaga AS
Pegiat hak asasi manusia Maroko menjadi sasaran peretas
Upaya penyadapan Presiden Prancis Emmanuel Macron menggunakan spyware bernama Project Pegasus itu. Laporan Reuters, telepon Macron disadap atas permintaan Moroko. Menanggapi hal itu, Pemerintah Prancis mengatakan penyelidikan tengah dilakukan.
“Jika keterangan telepon Presiden Macron disadap itu benar, ini masalah yang benar-benar serius,” ujar keterangan pers Pemerintah Prancis, Selasa, (20/7/2021).
Laporan Reuters dan Le Monde menambahkan Macron bukan satu-satunya pejabat negara Prancis yang disasar. Mereka mengatakan, mantan PM Prancis Edouard Philippe dan 14 menteri juga disasar lewat operasi penyadapan dan peretasan di tahun 2019.
Washington Post melaporkan bahwa Presiden Irak Barham Salih masuk dalam daftar 50.000 telepon yang disadap dan diretas oleh NSO via Project Pegasus. Belum dijelaskan bagaimana telepon Salih bisa sampai diretas.
Selain Emmanuel Macron dan Barham Salih, operasi Project Pegasus dikabarkan digunakan menyadap tiga presiden, 10 perdana menteri, dan seorang raja. Nama Macron dan Salih sudah termasuk di antaranya.
NSO, pada Minggu pekan lalu sudah membantah laporan Forbidden Stories. Menurut mereka, laporan investigasi yang ada penuh dengan asumsi dan keterangan yang tidak dimintai konfirmasi terlebih dahulu. Walau begitu, NSO membenarkan bahwa Project Pegasus adalah buatan mereka, piranti lunak yang disiapkan untuk membantu kerja intelijen dan pencegahan tindak pidana terorisme. (*)
Editor : Edi Faisol