Ada dugaan kuat pelaku penjerat pemburu profesional yang memahami seluk beluk lokasi kejadian.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Pekanbaru, Jubi – Seekor harimau sumatera atau panthera tigris sumatrae mati akibat jerat pemburu di area konsesi hutan tanaman industri perusahaan PT Arara Abadi di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, pada H-5 Idul Fitri 1441 Hijriah. Ada dugaan kuat pelaku penjerat pemburu profesional yang memahami seluk beluk lokasi kejadian.
“Kalau dilihat dari kasusnya, jerat ini dipasang oleh pemburu karena dari sling (kawat) yang digunakan ukurannya besar dan ada umpan untuk harimaunya,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono, Selasa, (19/5/2020).
Baca juga : BBKSDA : informasi munculnya harimau di Pelalawan hoaks
Sindikat perdagangan organ harimau sumatera dibongkar
Populasi harimau di Sumatera selatan tinggal 17 ekor
Suharyono menjelaskan BBKSDA Riau menerima laporan Humas PT Arara Abadi bahwa ada seekor harimau sumatera liar yang terjerat di area konservasi Distrik Gelombang, Desa Minas Barat, Siak pada Senin (18/5/2020) kemarin.
Perusahaan mengaku pertama kali mendapat laporan tersebut dari Kepala Desa Minas Barat, yang diberitahu oleh masyarakat saat mencari ikan di sekitar lokasi tersebut. Menurut keterangan PT Arara Abadi dan sumber sumber lainnya, harimau tersebut diperkirakan sudah terjerat sekitar satu pekan sehingga memperparah luka yang ada di kakinya.
Jauhnya sumber air dari lokasi harimau yang terjerat menjadi penyebab satwa tersebut mengalami dehidrasi. Meski begitu, ia mengatakan lokasi harimau terjerat tidak jauh dari Pekanbaru, hanya sekitar dua jam perjalanan darat. Di lokasi konsesi lokasi harimau juga tidak jauh dari akses jalan, hanya sekitar 15 menit berjalan kaki dari tepi jalan perusahaan.
“Sayang harimau sumatera sudah dalam kondisi mati dengan kaki depan kanan terjerat dan sudah dipenuhi lalat dan belatung,” kata Suharyono menjelaskan.
Menurut dia, area tersebut merupakan wilayah jelajah satwa dilindungi tersebut merupakan kantong harimau sumatera.
Tim BBKSDA Riau membawa bangkai harimau tersebut ke Pekanbaru untuk dilakukan nekropsi atau bedah bangkai. Dokter hewan BBKSDA Riau, Danang menyatakan, ketika dibedah perut harimau berisi babi yang menjadi umpan jerat yang dipasang pemburu.
“Diperkirakan usia harimau baru 1-2 tahun, jenis kelaminnya jantan,” katanya.
Dilihat dari lukanya, diperkirakan harimau tersebut sudah terjerat sekitar lima hari atau lebih dan kondisi lukanya sudah infeksi. (*)
Editor : Edi Faisol