Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sekolah Dasar Negeri 1 Hamadi mengajarkan tarian Yosim dan Pancar serta qasidah kepada anak muridnya demi merangsang otot halus anak berkembang. Selain membuat anak memiliki pengalaman untuk berkesenian, menari dan bermain musik juga akan menumbuhkan daya imajinasi anak.
Kepala SDN 1 Hamadi Jayapura, Ni Ketut Kabeningsih menyatakan tarian pergaulatan Yosim dan Pancar (tari Yospan) diajarkan kepada para murid sebagai bagian dari pengembangan diri anak. “Yospan adalah jenis tarian kontemporer yang menggabungkan tarian Yosim dan Pancar, merupakan tarian yang menggambarkan pergualan dan persahabatan. Kami mengajarkan tarian itu kepada murid kami, baik sebagia tarian, maupun sebagai upaya merangsang murid beraktivitas fisik,” kata Kabeningsih di Jayapura, Rabu (13/3/2019).
Kegiatan belajar menari yospan itu dilakukan seminggu sekali, dengan diiringi tabuhan tifa, gitar, ukele, dan bas. “Anak-anak bisa melepaskan lelah dari tekanan belajar. Seni berperan penting merangsang anak membentuk gagasan. Aktivitas fisik seperti menari dan bermain musik juga mengembangkan otot halus anak,” ujar Kabeningsih.
Menurutnya, pemahaman anak tentang seni budayanya sendiri penting di era globalisasi yang membawa beragam budaya baru. “Pengenalan seni tari dan musik budaya Papua penting, agar kesenian Papua tidak hilang. Dari sisi pembinaan karakter, anak Papua lebih senang beraktivitas olahraga atau seni,” jelasnya.
Salah satu siswa kelas VI di SDN 1 Hamadi, Melkias mengatakan, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari tari Yospan, seperti mempererat persahabatan dan mengenal satu sama lain. “Saya pernah ikut tari Yospan. Rasanya senang. Capek tapi kalau dilakukan dengan senang maka tubuh kita tetap sehat. Untuk menjaga kesenian tradisoinal Papua,” ungkapnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G