Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Satu lagi gelandang elegan Mutiara Hitam dengan berani dan terbuka menyatakan diri hengkang dan mengucapkan sayonara kepada pihak manajemen Persipura. Meskipun belum ada pengumuman resmi dari manajemen, Imanuel Wanggai menyatakan niatnya. Ucapan dai dalam bahasa Ambai asal Imanuel Wanggai artinya bapak. Dai Imanuel Wanggai pamit setelah 15 tahun berkostum Mutiara HItam sejak usia 17 tahun.
“Saya memang harus sadar dengan kondisi saya saat ini, apalagi ada statement dari petinggi klub yang mengatakan bahwa pemain senior harus angkat kaki karena akan adanya regenerasi. Untuk itu, saya pamit,” kata Manu, sapaan akrabnya sebagaimana dilansir Jubi , Senin (6/1/2020).
Pemain kelahiran Jayapura 23 Februari 1988 ini mengawali kariernya bersama Persipura U-18 dibawah bimbingan pelatih Carolino Ivakdalam, abang kandung Eduard Ivakdalam. Carolino Ivakdalam kepada Jubi beberapa waktu lalu mengakui sejak awal bahwa Imanuel Wanggai sudah ditargetkan akan menjadi gelandang pengatur serangan alias playmaker.
Peran playmaker sudah Manu mainkan sejak Persipura U-18, namun dalam perjalanan karier pemain yang akrab disapa Dai ini, lebih banyak memainkan peran gelandang pengangkut air alias pemutus serangan lawan ke gawang Persipura. Bayangkan tak lama di Persipura U-18, Manu langsung bermain di Persipura senior. Belakangan rekan seangkatannya Persipura U-18 Stevie Bonsapia ikut pula bergabung Persipura senior.
Kehebatan Manu Wanggai sejak memperkuat Persipura dipanggil memperkuat timnas U-17 pada 2003, walau tidak tampil sebagai pemain utama. Dai Wanggai terus melakoni tugas menendang si kulit bundar sampai ke timnas 2010 dalam Piala AFF.
Tahun 2013 Dai Wanggai juga termasuk dalam skuad timnas Indonesia melawan timnas Belanda. Dalam laga itu suami dari Kristin Berlin mengaku sangat ingin untuk meredam si pengatur serangan Belanda, Wesley Sneijder, kala itu.
“Saya selalu siap untuk Merah Putih. Panggilan ini adalah kepercayaan dan kehormatan yang diberikan negara,” kata pengagum gelandang Belanda lainnya Aaron Winter sebagaimana dilansir Tabloid Bola edisi Senin-Rabu (3-5 Juni 2013).
Pengidola klub Italia, Inter Milan ini melakoni laga awal bersama Mutiara Hitam pada 2005, Imanuel Wanggai menjalani debut senior dengan Persipura Jayapura di Divisi Utama.
Bayangkan usia muda 17 tahun, Dai Manu sudah berkostum pemain senior Persipura, di mana saat itu Titus Bonay, Octo Maniani, dan Stevie Bonsapia masih bertahan di Persipura U-18.
Setia bersama Persipura
Bersama Boaz dan Ian Kabes, Imanuel Wanggai merasakan gelar juara Divisi Utama 2005. Ia juga bersuka cita bersama Mutiara Hitam ketika promosi ke Liga Super Indonesia pada 2006.
Walau Imanuel Wanggai bergabung dalam tim senior, tidak serta merta menjadi pemain inti. Pasalnya, Dai Manu harus bersaing dengan banyak gelandang senior. Antara lain Eduad Ivakdalam mantan kapten Persipura dan playmaker serta gelandang bertahan Gerald Pangkali.
Meski demikian peran pelapis bagi kedua pemain senior tak membuatnya hengkang meninggalkan Persipura. Kesetiaan Dai Manu terhadap Persipura terus terjaga sampai masuknya gelandang muda M Tahir dan Nelson Alom. Memang saat itu ada gelandang bertahan asal Korea Selatan Lim Jun Sik dan sekarang ada Oh In-kyun.
Kepergian Nelson Alom ke Persebaya menyebabkan hanya Imanuel Wanggai dan M Tahir sebagai pemain asli produk sepak bola Papua. M Tahir jebolan SSB Hamadi sedangkan Imanuel Wanggai dipanggil Carolino Ivakdalam setelah menyaksikan kelincahan Imanuel Wanggai mengolah si kulit bundar di pantai Base G.
Penampilan prima Dai Manu Wanggai, sebagai pemain muda potensial sudah dikenal dan membuatnya menuai debut timnas Indonesia pada 2007.
Posisinya sebagai gelandang pengangkut air yang memiliki jiwa petarung yang tangguh dan stamina luar biasa.
Kegarangannya di lini tengah Persipura membuatnya sering dijuluki Gennaro Gattuso eks gelandang bertahan AC Mila Italia. Dai Manu juga bisa bermain sebagai gelandang serang menjadikannya gelandang modern seperti mantan pemain Manchester City, Gnégnéri Yaya Touré atau akrab disapa Yaya Toure.
Pasang surut bersama Persipura terus dialami, Dai Wanggai ini pernah merasakan kejayaan Persipura rentang 2005 sampai 2008-2011. Saat itu Imanuel Wanggai menjadi bagian dalam tim bersama para legenda Persipura mulai dari Eduard Ivakdalam, Jack Komboy, Victor Igbonefo, Bio Pauline, Ortisan Solossa, Zah Rahan, Beto Gonzlaves, dan Ernest Jeremiah.
Saat Indonesia kena sangsi FIFA, Dai Manu tetap bersama Persipura, walau sempat bersama Boaz, Tibo, dan Octo Maniani mengadu nasib di Liga Timor Leste. Ia pindah ke Carsae FC di Liga Timor Leste pada awal 2016 dengan status pinjaman. Kemudian Dai Wanggai kembali ke Persipura pertengahan 2016 sampai sekarang bersama Persipura di Liga1 musim 2019 berakhir pada posisi ketiga bersama Jacksen F Tiago. (*)
Editor: Dewi Wulandari