Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Satu pasien Omicron yang berasal dari Kabupaten Jayawijaya, Papua sudah dinyatakan sembuh. Pasien tersebut sempat menjalani isolasi mandiri selama 17 hari.
“Kemungkinan kontak dengan pelaku perjalanan dari luar negeri lainnya yang terkonfirmasi Omicron di Bali,” kata dr. Roland Lallo, kepala Seksi Penunjang Medis RSUD Wamena.
Lallo mengatakan setelah pasien menjalani isolasi mandiri tim kemudian melakukan PCR ‘follow up’. Hasilnya menunjukkan negatif dan dinyatakan sembuh.
“Kami lakukan PCR ‘follow up’ ulang karena ternyata positif Omicron dan hasilnya negatif baru dinyatakan sembuh,” kata penanggung jawab laboratorium PCR RSUD Wamena tersebut.
BACA JUGA: Kasus Omicron terus meningkat di Papua, kini 39 kasus
Menurut Lallo pasien tersebut menjalani isolasi mandiri karena hanya mengalami gejala ringan. Sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan RI bahwa pasien tanpa gejala dan gejala ringan tanpa komorbid dapat dilakukan isolasi mandiri.
“Kami mengikuti aturan terbaru tentang kriteria pasien di rawat. Selain itu juga karena hasil pemeriksaan positif Omicron baru kami terima dua minggu setelah dinyatakan positif Covid-19,” ujarnya.
Dengan semakin meningkatnya kasus Covid-19, kata Lallo, tim kesehatan gencar melakukan testing dan tracing bagi masyarakat kasus positif di Wamena. Hingga kini ada 46 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Jayawijaya.
“Saat ini hanya satu tempat isolasi yang disiapkan, yaitu di RSUD Wamena untuk pasien Covid-19 dengan gejala sedang berat. Untuk OTG dan gejala ringan itu sesuai edaran Kementerian Kesehatan diharapkan isolasi mandiri di rumah,” ujarnya.
RSUD Wamena, kata Lallo menyiapkan 38 kamar untuk merawat pasien Covid-19. Saat ini ada empat orang positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tersebut. Sisanya 42 orang menjalani isolasi mandiri karena berstatus OTG dan hanya mengalami gejala ringan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dr. Willy Membiauw, Sp.B mengatakan meningkatnya kasus Covid-19 di Jayawijaya disebabkan karena tertular dari pasien yang menjalani isolasi mandiri.
“Meningkat tajam satu minggu ini karena semua isolasi mandiri, karena semua tidak bergejala sehingga tidak dirawat di rumah sakit,” katanya.
Ke-42 yang positif, kata Membiauw, rata-rata akibat kontak dengan pasien yang isoman tersebut.
“Sehingga kemungkinan besar untuk mereka menularkan ke orang di rumah atau di tempat kerja lebih tinggi. Ada yang tinggal satu rumah atau satu tempat kerja, ini yang buat Covid-19 semakin meningkat d Jayawijaya,” ujarnya.
Menurut Membiauw, salah satu cara untuk menekan laju penyebaran Covid-19 yaitu dengan mengikuti vaksinasi sambil menaati protokol kesehatan. Ia menyatakan sudah 40 persen dari target 165.808 masyarakat usia 12 tahun ke atas Kabupaten Jayawijaya divaksin Covid-19.
“Ini belum sampai setengahnya. Cuma data dari kita [kabupaten] dengan pusat tidak sama. Kita sudah bicarakan dengan Dinkes Papua dan sudah menyurati untuk mencari tahu server siapa yang macet [tidak update],” ujarnya.
Berita bohong, kata Membiauw, menjadi hambatan melakukan vaksinasi bagi masyarakat di Kabupaten Jayawijaya. Tetapi perlahan-lahan kini masyarakat sudah mulai percaya bahwa vaksinasi baik untuk mencegah penularan Covid-19.
“Jadi awal-awal ada penolakan, tapi sekarang sudah banyak yang mau divaksin Covid-19 untuk meningkatkan kekebalan tubuh,” katanya. (*)
Editor: Syofiardi