Satu juta spesies hewan dan tanaman hadapi kepunahan

Hutan di Boven Digoel tahun 2018 - Jubi/geckoproject.id/Greenpeace
Ilustrasi hutan di Boven Digoel tahun 2018 – Jubi/geckoproject.id/Greenpeace

Ancaman itu akibat kegiatan manusia yang dinilai banyak memberi sumbangan perusakan terhadap alam.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Ankara, Jubi – Laporan PBB Senin (6/5/2019) menyebutkan sebanyak satu juta spesies hewan dan tanaman di dunia terancam punah. Ancaman itu akibat kegiatan manusia yang dinilai banyak memberi sumbangan perusakan terhadap alam.

“Rata-rata sebanyak 25 persen spesies di kelompok tanaman dan hewan yang diperiksa terancam,” tulis laporan yang dikumpulkan oleh 145 ahli dari 50 negara.

Baca juga : Ratusan peneliti hutan dunia berkumpul di Yogyakarta

Brazil disebut negara paling banyak penggundulan hutan

 

Muncul perkiraan bahwa satu juta spesies sudah menghadapi kepunahan, banyak dalam beberapa dasawarsa, kecuali tindakan dilakukan guna mengurangi kuatnya pengendali hilangnya keragaman hayati.

Laporan tersebut menarik perhatian dari seluruh dunia sebab itu adalah laporan pertama PBB yang menyeluruh mengenai keragaman hayati.

Ulah manusia membuat lebih banyak spesies terancam punah di seluruh dunia. “Lebih banyak daripada yang pernah disusun dalam kajian sistematis dari 15 ribu sumber pemerintah dan ilmiah,” kata laporan tersebut menjelaskan.

Laporan itu menyoroti angka peningkatan perubahan global pada alam selama 50 tahun belakangan ini dan berpendapat bahwa perubahan pemanfaatan lahan memiliki dampak paling negatif pada alam sejak 1970, lalu diikuti oleh eksploitasi langsung organisme, perubahan iklim, polusi dan spesies penyerbu.

Konflik bersenjata juga memiliki dampak negatif pada ekosistem dan memiliki dampak tidak langsung seperti perpindahan manusia.

“Dalam 50 tahun belakangan ini, penduduk manusia telah berlipat ganda, ekonomi global telah tumbuh hampir empat-kali lipat dan perdagangan global tumbuh 10-kali lipat, dan secara bersama meningkatkan tuntutan bagi energi dan material,” kata laporan itu lebih detil. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply