Papua No. 1 News Portal | Jubi
SEBAGIAN besar pengguna narkoba di Kota Jayapura, Provinsi Papua merupakan anak-anak dan remaja.
“Sebanyak 60 persen sampai 70 persen pengguna narkoba di Kota Jayapura merupakan anak-anak atau remaja,” kata Maqdalena, Kepala Bagian Umum Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua, kepada peserta “Journalist Goes To School” di kantornya di Jayapura, Jumat 28 Maret 2019.
Menurut Maqdalena, anak-anak dan remaja menjadi sasaran utama pengedaran narkoba karena psikologis mereka masih labil. Selain itu anak-anak dan remaja belum paham narkotika dan juga faktor gengsi.
“Bahaya narkoba semakin darurat di seluruh daerah di Indonesia, narkoba, dan zat berbahaya lainnya mudah tersebar luas karena kurangnya perhatian dari keluarga maupun sekolah,” katanya.
Menurut Magdalena, bahaya narkoba tersebut berasal dari dosis narkoba yang dipakai pengguna. Selain itu banyak ancaman hingga terkena dari sekitarnya.
Dia mengatakan peran orangtua sangat penting terhadap anak-anaknya. Orangtua harus membawa dulu anak mereka ke BNN jika diindikasikan mengkonsumsi narkoba.
“Orangtua harus melihat kemudahan, setelah dari situ anaknya dibawa pulang untuk pembinaan selanjutnya,” katanya.
Kepala SMA Kristen Kalam Kudus, Jerry Langai, mengatakan sampai saat ini belum ada siswa di sekolahnya yang tertangkap menggunakan narkoba.
Sekolahnya rutin bekerja sama dengan BNN untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
“Kerja sama pemeriksaan terhadap seluruh siswa dilakukan BNN rutin setiap tahun,” kata Jerry.
Dia bangga dengan kesiapsediaan BNN melakukan sosialisasi setiap tahun di sekolahnya. Apalagi sampai berhasil menyelamatkan para remaja yang sudah terlanjur manjadi pencandu narkoba.
Guru Bimbingan Konseling SMA Kalam Kudus, Angela Renuth, menyayangkan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Menurutnya penyalahgunaan narkoba bagi para remaja dapat menghambat kehidupan mereka di masa depan.
“Mereka harus ditangani oleh orang-orang yang berpengalaman,” katanya.
Dia menjelaskan banyak faktor penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar, di antaranya faktor lingkungan, pergaulan bebas, dan lemahnya iman si anak untuk menolak ajakan memakai narkoba.
Anak terjerumus menggunakan narkoba karena orangtua kurang mengarahkan mereka untuk memberikan contoh yang baik.
“Anak-anak remaja sekarang pendekatanya kalau kita keras mereka itu semakin keras, kalau kita dekati secara lembut kita ngomong pelan-pelan kita rangkul dia akan bisa menerima,” ujarnya.
Perhatian orangtua kepada anaknya, katanya, harus maksimal, sehingga anak-anak tidak mencari perhatian ke tempat lain.
“Lingkungan pergaulan yang bebas juga memungkinkan anak untuk memakai narkoba,” katanya.
Selain itu, iman yang lemah juga memungkinkan anak terjerumus ke dalam narkoba. Iman yang kurang kuat atau standar keagamaannya memang betul-betul tidak kuat atau mungkin dari dirinya sendiri tidak punya visi-misi atau komiten diri.
“Peran orang tua harus memberi contoh atau teladan dan mengajar yang baik serta memberi motivasi sehingga anak tersebut tahu benar yang baik-baik,” katanya.
Ia juga menganjurkan agar orang tua melakukan pendidikan dengan tepat sesuai psikologis anak.
“Kalau kita keras maka anak-anak juga akan keras, kalau kita lembut maka mereka juga akan lembut,” katanya.
Dia mengharapkan agar masyarakat menanamkan sikap tolak narkoba dan kemauan mereka untuk menjauhinya.
Selain mencegah penyalahgunaan narkoba, juga dilakukan rehabilitasi
“Di sini kami lebih menekankan ke rehabilitasi sosialnya, rehabilitasi sosialnya itu dari guru ke siswanya, dari teman-teman, dari sekolah, kami juga selalu mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan, sehingga siswa tersebut lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” kata Angel.
Sedangkan rehabilitasi yang dilakukan BNN, katanya, pecandu dibawa ke suatu tempat yang memang betul-betul ditangani secara eksklusif agar bisa bebas dari narkoba. (*)
Penyumbang laporan:
Peserta “Journalist Goes To School” yang terlibat dalam laporan ini dibagi dua kelompok redaksi dengan memilih nama kelompok sesuai media imajiner mereka. Kelompok “Biskuat News” beranggotakan Sri Rejeki L. Pongtiku, Ananda T.H. Poen, Wiranata Rabungan, dan Anastasia Saraswati. Sedangkan kelompok “What News” beranggotakan Gian Drewdick Jack Termas, Cialia Oktaviani Thahe, Eunike Jofe Navamaria G, dan Sanresty Julia Wirandini.
Perangkum: Timoteus Marthen
Editor: Syofiardi