Rusia invasi Ukraina, Presiden Zelenskiy bertahan di tengah Kota Kiev yang dilanda kekacauan

pertempuran papua
Ilustrasi perang, pixabay.com

Papua No.1 News Portal | Jubi

Kiev, Jubi – Kondisi ibu kota Ukraina, Kiev dilanda kekacauan usai pasukan Rusia melancarkan serangan militer terhadap negara itu. Orang-orang yang ketakutan mengantre selama berjam-jam untuk mendapatkan bahan bakar, makanan dan obat-obatan. Sementara lainya banyak yang meninggalkan Kiev untuk mencari perlindungan di Ukraina barat, hal itu menyebabkan kemacetan lalu lintas berkilo-kilometer.

Read More

“Kami tidak bisa pergi, ada kemacetan lalu lintas yang mengerikan… Kami melihat orang-orang berjalan kaki dari Kiev di sepanjang jalan raya, dengan anak-anak, hewan peliharaan, koper,” kata Iryna, 28 tahun, dikutip Antara dari Xinhua, Jum’at, (25/2/2022) kemarin.

Baca juga : Erdogan sebut serangan Rusia ke Ukraina sikap tak bijaksana
Jepang perkuat sanksi Rusia di sektor perbankan dan alat militer
Kanada sebut agresi Rusia terhadap Ukraina tak dapat diterima

Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berjanji untuk tetap berada di Kiev meski menyebut dirinya sebagai “target nomor satu” Rusia. Pernyataan Zelenskiy itu muncul ketika pasukannya bertempur melawan tentara Rusia, yang bergerak menuju ibu kota Ukraina itu, dalam serangan terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia II.

“Musuh telah menandai saya sebagai target nomor satu,” kata Zelenskiy, memperingatkan lewat pesan video.

Zelenskiy mengatakan Rusia ingin memusnahkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negaranya. “Saya akan bertahan di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina,” kata Zelenskiy menegaskan.

Rusia melancarkan invasi lewat darat, udara dan laut pada Kamis, menyusul pernyataan perang Presiden Vladimir Putin. Diperkirakan sekitar 100.000 orang menyelamatkan diri ketika ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar di Ukraina. Sedangkan puluhan orang dilaporkan tewas.

Pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia bermaksud merebut Kiev dan menggulingkan pemerintah, yang oleh Putin dianggap sebagai boneka AS.

Tentara Rusia menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ketika mereka bergerak maju melintasi rute terpendek ke Kiev dari Belarus ke arah utara.

Putin mengatakan Rusia melakukan “operasi militer khusus” untuk menghentikan genosida pemerintah Ukraina terhadap rakyatnya sendiri. Meski tuduhan itu disebut tidak berdasar oleh Barat.

Dia juga mengatakan Ukraina merupakan negara yang tidak sah karena secara historis tanahnya adalah milik Rusia.

Zelenskiy mengatakan pada Jumat bahwa 137 personel militer dan warga sipil tewas dan ratusan lainnya terluka dalam pertempuran. Pejabat Ukraina sebelumnya melaporkan sedikitnya 70 orang kehilangan nyawa.

AS dan anggota NATO lainnya telah mengirim bantuan militer ke Ukraina tapi belum ada langkah untuk mengerahkan pasukan karena khawatir dapat memicu konflik yang lebih luas.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan Ukraina membutuhkan “lebih banyak senjata untuk terus bertempur… banyaknya tank, kendaraan lapis baja, pesawat, helikopter yang dikerahkan oleh Rusia di Ukraina, tak terbayangkan.” (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply