Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pemerintah diminta serius menekan penularan virus Covid-19 agar rumah sakit rujukan tak overload. Tenaga medis mengaku saat ini banyak rumah sakit rujukan Covid-19 telah kewalahan menerima pasien baru dengan gejala berat.
“Sudah banyak yang overload. Sejak dua pekan terakhir kami menerima lonjakan pasien Covid-19 dengan gejala berat-berat,” kata Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, Rabu, (12/8/2020).
Baca juga : Dokter positif Covid-19 di rumah sakit ini mencapai 25 orang
Sejumlah pasien positif Covid-19 kabur dari rumah sakit
Rumah sakit di Mimika masih rawat 95 pasien COVID-19
Menurut Erlina, setiap hari rumah sakit tempat ia menangani Covid-19 bisa didatangi pasien Covid-10 baru antra 50 hingga 70 persen.
“Per hari RS Persahabatan bisa kedatangan 50-70 pasien baru,” kata Erlina menambahkan.
Ia berharap pemerintah bisa menegakkan protokol kesehatan berupa penggunaan masker, menjaga jarak dan rutin mencuci tangan, untuk mencegah penularan wabah ini. Penegakan protokol kesehatan itulah satu-satunya cara yang efektif jika pemerintah tidak mau mengembalikan kepada kebijakan pembatasan yang ketat.
Erlina menilai penegakan protokol kesehatan yang dilakukan pemerintah masih minim. haislnya, banyak warga yang mengabaikan protokol kesehatan ini. “Saya beberapa hari lalu berkunjung ke pinggiran Jakarta. Keadaan sudah biasa seperti tidak ada wabah. Protokol kesehatan tidak diterapkan masyarakat,” kata Erlina menjelaskan.
Jika keadaan ini terus dibiarkan, kata Erlina, pandemi ini bakal semakin panjang dan orang yang terinfeksi pun semakin melonjak. Efek dari lonjakan pasien ini bakal langsung berdampak terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan. Yang dikhawatirkan lagi justru rumah sakit bakal tidak mampu lagi merawat banyaknya pasien yang datang. “Rumah sakit bisa collapsed,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol