Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Abepura siap menampung sejumlah calon anggota legislatif yang kalah bertarung pada Pemilu 2019 ini. Diantara yang kalah tersebut, biasanya terdapat beberapa yang mengalami depresi dan mengakibatkan gangguan kejiwaan.
Kendati menyatakan siap menampung sejumlah caleg gagal tersebut, namun Direktur Utama RSJ Abepura, Daniel Simunapendi mengatakan pihaknya tidak melakukan persiapan secara khusus.
“Tidak ada persiapan yang berarti. Para caleg gagal yang depresi akan ditempatkan sama dengan pasien lainnya. Jadi tidak ada pengkotak-kotakkan dalam penanganan,” kata Simunapendi kepada Jubi, Kamis (11/4/2019) melalui sambungan telepon selularnya.
Kata Simunapendi, ada dua ruangan yaitu ruangan kelas II dan III yang dapat digunakan untuk menampung masyarakat yang mengalami gangguan jiwa ringan maupun berat.
“Jadi ruangan tersebut bukan dikhususkan kepada para caleg gagal yang depresi. Kami tidak menyediakan suatu ruangan khusus buat para caleg yang gagal duduk di meja legislatif,” ujarnya.
Kata Daniel, belajar dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, selama ini para caleg yang gagal biasanya sebagian besar dari mereka hanya menjalani rawat jalan saja (dirawat keluarga di rumah).
Akan tetapi jika nantinya ditemukan adanya kasus gangguan jiwa berat akibat tidak masuk menjadi anggota legislatif, maka mau tidak mau caleg tersebut terpaksa harus dirawat di RSJ.
“Sebenarnya jika sudah mengidap gangguan jiwa berat, siapapun dia, bukan saja terhadap para caleg, saya akan lebih menyarankan untuk dirawat. Karena jika tidak dirawat ditakutkan akan menganggu kenyamanan warga masyarakat,” katanya.
Selain itu, Simunapendi mengatakan, sesuai dengan Undang-undang, identitas para pasien tidak akan dipublikasikan. Hal ini mengingat hak-hak dari pasien itu sendiri.
Sementara, Komisioner Bawaslu Kota Jayapura, Hardin Halidin mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan soal kelayakan dari RSJ Abepura dan menurutnya fasilitas di RSJ tersebut telah memenuhi standar.
“Kami adalah lembaga pengawasan, jadi bukan hanya mengawasi proses dari Pemilu itu sendiri tetapi juga melakukan pengawasan dan monitoring soal infrastruktur penunjang lainnya dalam hal ini RSJ Abepura,” katanya singkat. (*)
Editor : Edho Sinaga
