Ribuan pekerja pabrik kertas Finlandia menggelar aksi mogok

Papua
Ilustrasi aksi buruh, pixabay.com
Ilustrasi aksi buruh, pixabay.com

Mogok kerja yang dilakukan kali ini sebagai perkembangan terbaru dari serangkaian konflik perburuhan yang menghantam Finlandia.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Oslo, Jubi– Sekitar 9 ribu pekerja di pabrik kertas Finlandia menggelar mogok kerja hingga tiga pekan. Mogok mulai dilakukan pada Senin, (27/1/2020) hari ini, setelah pembicaraan soal upah macet.

Mogok kerja yang dilakukan kali ini sebagai perkembangan terbaru dari serangkaian konflik perburuhan yang menghantam Finlandia. Tercatat Sebanyak 6 ribu karyawan lainnya di pabrik penggergajian kayu, pabrik kayu lapis dan produk kehutanan lainnya telah merencanakan pemogokan hari yang sama, sehingga jumlah peserta mogok keseluruhan sekitar 15 ribu orang.

Baca juga : Penerbangan Belanda terganggu akibat aksi mogok transportasi umum

Penangkapan warnai peringatan hari buruh di Turki

Delapan pilot papua nugini dipecat karena mogok

Pengusaha telah berjanji untuk merespons dengan penutupan selusin pabrik mulai 10 Februari, kecuali jika kesepakatan tercapai. Industri kehutanan di Finlandia selama ini menjadi sumber utama pendapatan ekspor.

“Pemogokan dan penutupan akan dihentikan lebih awal jika hasil negosiasi dicapai antara para pihak dan disetujui oleh kedua belah pihak,” kata serikat pekerja Paperiliitto.

Ia menyatakan  putaran pembicaraan berikutnya dijadwalkan pada Selasa, besok pagi. Serikat pekerja menginginkan upah yang lebih tinggi dan lebih sedikit jam kerja, pengusaha seperti yang diwakili oleh Federasi Industri Hutan Finlandia berpendapat bahwa upah tenaga kerja sudah terlalu mahal dibandingkan dengan negara-negara seperti Swedia dan Jerman.

UPM-Kymmene, Stora Enso dan Metsa Board adalah beberapa perusahaan yang menghadapi penutupan.

Finlandia telah dilanda gelombang konflik perburuhan terkait masalah upah dan jam kerja dalam beberapa bulan terakhir, memicu pengunduran diri mantan Perdana Menteri Antti Rinne pada bulan Desember atas penanganannya terhadap pemogokan pegawai pos.

Rinne digantikan oleh Sanna Marin, perdana menteri wanita pertama di negara itu, dan berusia 34 tahun, perdana menteri pemerintahan termuda di dunia. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply