Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Raul Castro mengundurkan diri dari Partai Komunis Kuba setelah setelah memimpin selama enam dekade bersama kakaknya, Fidel Castro. Raul Castro kini 89 berusia tahun menempati janjinya di tahun 2018 lalu.
Kala itu saat penyerahan posisi presiden ia mengatakan akan menyerahkan kepengurusan Partai Komunis Kuba juga dalam tiga tahun. Pengunduran diri Raul dismpaikan dalam Kongres Partai Komunis Kuba yang berlangsung per Jumat, (16/4/2021) kemarin.
“Kepengurusan dan kepemimpinan baru akan terdiri atas loyalis-loyalis partai dengan puluhan tahun pengalaman, penuh gairah, serta semangat anti-imperialis,” ujar Raul.
Baca juga : Kasus Covid-19 di Havana berkurang, Kuba cabut lockdown
Ini alasan Trump larang warga AS bawa cerutu Kuba usai melancong
Kunjungan PM Fiji ke Kuba produktif
Senior Raul, Fidel Castro sudah lama merencanakan pergantian kepengurusan Partai Komunis Kuba. Walaupun ia baru menyatakan bakal mundur pada 2018 lalu, saat menyerahkan posisi presiden ke Miguel Diaz-Canel, proses transisi sudah dimulai sejak tahun 2016.
Dalam kongres partai lima tahunan itu, Raul menyatakan sudah saatnya kepengurusan partai diperbarui. Menurut dia, Partai Komunis Kuba tidak bisa terus-terusan dipimpin generasi lama yang bertarung di Sierra Maestra pada 1959 untuk menggulingkan diktator sokongan Amerika.
Meski mundur, Raul Castro memastikan loyalitas dan pengabdiannya terhadap Havana tidak akan luntur. Ia mengklaim akan selalu siap turun gunung jika tanah air, revolusi, dan sosialisme terancam.
“Saya percaya terhadap kekuatan dan semangat yang dimiliki oleh kompatriot saya,” ujar Raul yang menegaskan kembali kepercayaannya terhadap generasi baru Partai Komunis Kuba.
Selama memimpin Kuba, Raul dikenal memperjuangkan reformasi sosial dan ekonomi yang sayangnya tidak semudah harapan. Ia menginginkan Kuba yang lebih terbuka usai mendapatkan pucuk kepemimpinan dari kakaknya, FIdel Castro. Ia pernah mengatakan bahwa Kuba siap untuk membangun hubungan baru dengan Amerika usai Joe Biden terpilih menggantikan Donald Trump.
Joe Biden sendiri pernah berkata bahwa Amerika akan menarik sejumlah sanksi yang dijatuhkan ke Kuba. Namun, administrasinya menyatakan hal itu bukan prioritas. (*)
Editor : Edi Faisol