Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Kepala badan yang bertugas untuk memimpin tanggulangi pandemi Covid-19 Papua Nugini, David Manning, telah memberikan izin untuk penguburan massal bagi 200 jenazah di kamar mayat Rumah Sakit Umum Port Moresby (Port Moresby General Hospital/ PMGH).
Kamar-kamar mayat di rumah sakit itu sudah terisi jauh melebihi kapasitas dengan lebih dari 300 mayat ditumpuk diatas satu sama lain, sementara semakin banyak mayat korban Covid-19 yang terus berdatangan dari bangsal-bangsal rumah sakit itu dan dari rumah-rumah masyarakat.
CEO dari rumah sakit itu, dr. Paki Molumi, mengungkapkan bahwa pejabat kota Port Moresby, Bernard Kipit telah meyakinkan kantor PMGH bahwa mereka akan memberikan bantuan yang diperlukan.
“Biasanya saat melakukan penguburan massal, kami menguburkan 60 jenazah dan itu memakan biaya sekitar K30.000 (AS$ 8.550),” jelasnya. “Kali ini biaya yang dibebankan kepada kami itu antara K90.000 (AS$ 25.650) sampai K100.000 (AS$28.500).
“Kami akan mengumumkan daftar mayat hari ini melalui iklan di surat kabar dan kerabat serta keluarga diberikan waktu selama 72 jam untuk mengklaim mayat itu. Pemakaman massal akan diadakan pada Kamis atau Jumat pekan ini.”
Direktur layanan medis PMGH, dr. Kone Sobi, menambahkan bahwa secara umum, rumah sakit tersebut melakukan empat penguburan massal dalam satu tahun, dengan biaya pemakaman antara K25.000 (AS$7.125) hingga K35.000 (AS$9.975), tergantung pada jumlah mayat.
Sobi menerangkan bahwa bangunan gedung kamar mayat utama disana dibangun berkat bantuan dari Japan International Cooperation Agency sekitar 30 tahun yang lalu, dengan kapasitas maksimum untuk menampung 60 mayat.
Gubernur Powes Parkop juga membenarkan, menjelaskan bahwa fasilitas itu sudah terlalu penuh dengan lebih dari 300 mayat.
“Tiga mesin pendingin lagi telah dipasang untuk menyimpan mayat-mayat, dan pemakaman massal direncanakan akan dilakukan minggu ini,” tambahnya. “Hal ini terjadi karena orang-orang sudah sekarat pada saat mereka tiba di rumah sakit, sehingga mereka meninggal meskipun sudah di bawah perawatan fasilitas isolasi rumah sakit.”
Kipit mengatakan pemerintah kota akan membantu rumah sakit dengan memastikan ada dukungan logistik ketika pemakaman massal dilakukan.
“Kami juga akan langsung turun tangan untuk memastikan bahwa lahan yang ada dikhususkan untuk pemakaman massal.”
Sementara itu, Perdana Menteri James Marape telah memperingatkan otoritas-otoritas kesehatan provinsi agar segera meningkatkan upaya melawan Covid-19 atau mereka akan diberhentikan dan diganti.
“Papua Nugini sekarang menjadi zona merah dengan banyak nyawa yang melayang,” tegas Marape.
Sementara itu, tim medis darurat dari Inggris juga sudah tiba di negara itu pada Minggu lalu (24/10/2021) untuk membantu respons pandemi Covid-19, seperti yang diminta oleh pemerintah PNG. Tim ini terdiri dari 10 orang, mereka datang ke negara itu oleh pemerintah Inggris sebagai tanggapan atas permintaan pemerintah PNG yang meminta dukungan internasional dalam melawan Covid-19. (The National/PACNEWS)
Editor: Kristianto Galuwo