Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Rosa, guru SMA Negeri 6 Skouw sudah berada di Aula Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua sekitar pukul 10 pagi pada Kamis, 04 November 2021.
Ia datang jauh dari Skouw untuk bertemu dengan Protasius Lobya, pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua. Bersama Rosa ada sekitar 60 guru kontrak yang datang untuk mewakili ratusan guru kontrak Papua.
“Kita yang guru kontrak ini ada banyak di pedalaman. Yang datang ke sini yang bisa dijangkaulah, ada yang jauh datang dari Lere, Taja,” kata Rosa.
Guru-guru kontrak itu datang ke kantor dinas untuk mempertanyakan pembayaran gaji triwulan kedua yang tak kunjung dibayarkan. Bahkan ada guru yang sama sekali belum menerima gaji dari Januari 2021.
BACA JUGA: Perlu perda tentang program literasi di tingkat kabupaten dan kota di Papua
“Yang untuk triwulan dua itu April, Mei, dan Juni sebenarnya harus dibayarkan, tapi tidak dibayarkan, padahal DPA sudah keluar. Itu kami pertanyakan keluarnya kemana, mereka tidak bisa jawab,” ujarnya.
Rosa salah satu dari 460 guru tahap pertama yang dikontrak oleh Pemerintah Provinsi Papua. Ia mengaku di dalam surat kontrak seharusnya menerima gaji sekali per triwulan Rp9,5 juta.
“Bayangkan bagaimana gajinya satu tahun baru dibayarkan. Kami kerja kalau tidak ada makan-minum bagaimana kami bisa kerja dengan baik,” katanya.
Guru kontrak lainnya, Irayanto mengaku gaji untuk triwulan satu telah diterima. Namun, guru yang mengajar di SMK Negeri 5 Jayapura tersebut mengaku belum menerima gaji triwulan kedua.
“Jadi menurut kami ada sedikit hal yang membuat kami kecewa, juga seharusnya triwulan kedua ini kami sudah terima. Ini kan menyangkut hak hidup kami juga,” katanya.
Irayanto mengatakan dari hasil pertemuan dengan Pelaksana Tugas kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Kadis berjanji akan mengurus untuk pembayaran triwulan 3 dan triwulan 4.
“Dari pembicaraan dengan Pak Kadis, [ia] menegaskan memberikan jaminan akan mengawal agar triwulan ketiga dan keempat dapat cair dan kami terima sesuai dengan waktu yang ditentukan,” katanya.
Ia berharap gaji tersebut secepatnya bisa cair karena menyangkut hak mereka dan sudah melalui surat keputusan Gubernur Papua. Dengan dibayarkan para guru juga merasa lebih tenang dan nyaman dalam melaksanakan tugas.
“Itu gaji yang sudah dianggarkan pemerintah dalam SK yang sudah harus kami terima,” katanya.
Berbeda dengan Rosa, Irayanto dan 398 guru kontrak yang lainnya setidaknya pada triwulan pertama sudah menerima pembayaran gaji mereka dan tinggal menunggu triwulan dua dan selanjutnya.
Guru kontrak Dani Lantang, pria 27 tahun, bahkan mengaku sepeser pun belum menerima gaji. Dani termasuk dalam 140 guru yang dikontrak tahap kedua oleh Pemprov Papua pada Januari 2021.
“Saya dikontrak awal tahun ini,” ujarnya.
Sudah sekitar 11 bulan Lantang mengajar di SLB Negeri Pembina Provinsi Papua, namun belum menerima bayaran sama sekali. Ia mengajar kelas 11 dan 12 khusus siswa penyadang tunarungu.
“Selama ini saya bertahan dari uang simpanan, tapi sudah habis di bulan Maret,” ujarnya.
Ia bersyukur bisa bertahan hingga sekarang karena dilibatkan mendampingi atlet Papua yang bertanding di Peparnas XVI Papua. Ia mendampingi atlet boccia Papua.
“Syukur bisa makan dan dapat gaji sedikit dari dampingi atlet,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Protasius Lobya mengatakan terkait pembayaran gaji guru kontrak triwulan satu maupun dua itu adalah urusan kepala dinas sebelumnya.
“Triwulan satu dan dua sudah keluar tapi belum dibayar, itu tanggung jawab mereka yang lama urus,” katanya.
Dalam setahun Pemerintah Provinsi Papua setidaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp25,2 triliun. Anggaran tersebut dipakai untuk membayar 460 guru kontrak tahap pertama dan 140 guru kontrak tahap kedua di Provinsi Papua.
“Tanggung jawab saya urus yang triwulan tiga dan empat,” ujarnya. (*)
Editor: Syofiardi