Papua No.1 News Portal
Jakarta, Jubi – Qatar kekeh minta Palestina merdeka meski telah dilobi Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab (UEA). Sikap itu disampaikan pemimpin Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, yang mengatakan kepada Penasihat Senior Gedung Putih, Jared Kushner, pada Rabu (2/9/2020).
Baca juga : Palestina dihapus dari Google Maps menuai protes
Liga Arab suarakan dukungan penuh untuk Palestina
Ini penyebab Israel akan hentikan aneksasi wilayah Palestina
Tamim menyatakan mereka tetap berpegang kepada solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, menjadikan Yerusalem Timur menjadi sebagai ibu kota negara Palestina kelak.
Dilansir Middle East Eye, Jumat (4/9), Tamim mengatakan kepada Kushner bahwa Qatar berkomitmen pada Prakarsa Perdamaian Arab 2002, saat para pemimpin Arab telah menawarkan Israel untuk menjalin hubungan sebagai imbalan atas penarikan penuh dari wilayah yang direbut dan diduduki sejak perang 1967.
Tawaran itu sebagai bagian dari kesepakatan untuk memberikan Palestina status sebagai negara.
Kushner bertemu dengan Tamim setelah mengunjungi Bahrain, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Kunjungan itu untuk melobi negara-negara tersebut untuk mengikuti langkah UEA melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
“Dalam pertemuan tersebut, mereka mengulas mengenai kedekatan hubungan strategis antara Negara Qatar dan Amerika Serikat, selain membahas sejumlah isu yang menjadi perhatian bersama, terutama proses perdamaian di kawasan Timur tengah,” tulis laporan Kantor Berita Qatar, QNA.
Pekan ini, Kushner dan delegasi AS mengunjungi UEA untuk melakukan pembicaraan mengenai normalisasi hubungan dengan Israel, yakni tentang penerbangan komersial pertama dari Israel ke UEA.
Dalam sambutannya, Kushner yang merupakan menantu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyarankan negara-negara Arab lainnya untuk segera menyusul upaya normalisasi.
“Mari berharap (kesepakatan selanjutnya akan terjadi) beberapa bulan (mendatang),” ujar Kushner ketika ditanya kapan negara berikutnya akan menormalisasi hubungan dengan Israel.
Meskipun belum ada negara Arab lainnya yang menunjukkan kesediaan untuk mengikuti jejak UEA, tetapi Arab Saudi dan Bahrain mengizinkan maskapai Israel, El Al, yang membawa Kushner dan pejabat Israel untuk melintasi wilayah udaranya.
Kantor Berita Arab Saudi, Saudi Press Agency, melaporkan dalam pertemuan di Riyadh, Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman dan Kushner membahas perlunya bagi Palestina dan Israel untuk melanjutkan negosiasi dan mencapai perdamaian abadi.
Di Bahrain, kantor berita negara itu melaporkan, selama pertemuannya dengan Kushner, Raja Hamad bin Isa Al Khalifa memuji peran yang dimainkan UEA dalam membela kepentingan Arab dan Islam.
Sementara itu, Turki dan Iran telah mengkritik UEA. Ankara mengancam akan menangguhkan hubungan diplomatik dengan Abu Dhabi. Sementara Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, mengatakan UEA mengkhianati dunia Islam, negara-negara Arab, negara-negara di kawasan itu, dan Palestina. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol