Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sebelumnya orang tua anak tersebut ditahan karena kasus spionase di Amerika Serikat.
Ottawa, Jubi – Putra seorang mata-mata Rusia, yang lahir di Kanada yang sebelumnya kewarganegaraannya dicabut, kembali mendapatkan status sebagai warga negara Kanada. Sebelumnya orang tua anak tersebut ditahan karena kasus spionase di Amerika Serikat.
Mahkamah Agung Kanada pada Kamis (19/12/2019) menetapkan keputusan administratif pada 2014 yang mencopot kewarganegaraan Kanada Alexander Vavilov adalah tindakan yang tidak berdasar.
Baca juga : Arab Saudi janjikan kewarganegaraan warga asing yang inovatif
Arab Saudi janjikan kewarganegaraan warga asing yang inovatif
Mantan Presiden El Salvador dapat kewarganegaraan Nikaragua
Vavilov lahir di Kanada pada 1994, demikian pula saudara laki-lakinya, Timothy, yang lahir empat tahun sebelumnya.
“Para hakim menyatakan Vavilov adalah warga negara Kanada,” bunyi putusan itu.
Cerita keluarga Vavilov dijadikan dasar pembuatan serial televisi populer berjudul “The Americans”.
Orang tua Vavilov datang ke Kanada pada 1980-an dengan penyamaran dan menggunakan nama palsu dengan misi berbaur dengan masyarakat Barat.
Keluarga tersebut kemudian pindah ke Boston, AS, tempat orang tua Vavilov ditangkap pada 2010 dan didakwa melakukan aksi memata-matai.
Orang tua Vavilov kembali ke Rusia melalui mekanisme pertukaran mata-mata. Kedua kakak-beradik Vavilov itu juga dikirim ke Rusia. Alexander mengatakan sebelum orang tuanya ditangkap, dia tidak tahu-menahu bahwa mereka adalah mata-mata.
Anak-anak yang lahir di Kanada biasanya langsung dianggap sebagai warga negara Kanada. Namun, Kantor Catatan Sipil Kanada mengatakan Alexander dikecualikan karena orang tuanya berstatus seperti diplomat, yaitu perwakilan atau karyawan pemerintah asing.
Orang tua Alexander yang bernama Andrey Bezrukov dan Elena Vavilova, menggunakan nama palsu, masing-masing sebagai Donald Heathfield dan Tracey Ann Foley. Nama-nama tersebut diambil dari nama dua bocah Kanada yang meninggal pada masa bayi.
Bezukrov dan Elena kemudian mengakui nama asli mereka kepada pihak berwenang Amerika Serikat. (*)
Editor : Edi Faisol