Puluhan ribu orang tinggalkan Idlib ke Turki

Tenda pengungsi, pixabay.com
Tenda pengungsi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Ankara, Jubi – Sedikitnya 25 ribu warga sipil meninggalkan kawasan Idlib, di bagian barat laut Suriah, menuju Turki selama dua hari terakhir. Media Turki melaporkan, pada Minggu, (23/12/2019) eksodus  warga terjadi akibat pasukan Suriah dan Rusia meningkatkan serangan terhadap kawasan tersebut.

Read More

Turki saat ini menampung sebanyak 3,7 juta pengungsi Suriah, merupakan populasi pengungsi terbesar di dunia, dan mengkhawatirkan gelombang baru dari kawasan Idlib, tempat lebih 3 juta warga Suriah tinggal di wilayah terakhir dan penting yang dikuasai pemberontak. Sementara Ankara sudah berulang-ulang meminta para sekutunya untuk mendukungnya dalam menampung para pengungsi.

Baca juga : Turki tangkap istri Abu Bakr al-Baghdadi di Suriah

Tentara AS kembali ke pangkalan militer di wilayah Suriah Militer Suriah perkuat posisi di daerah Tal Tamr

PBB menyebut ratusan orang tewas selama kurun 2019 dalam sejumlah serangan kawasan permukiman di Idlib. Sementara operasi militer Suriah dan Rusia yang dilancarkan akhir April telah mereda pada Agustus di bawah gencatan senjata yang rapuh. Tim pertolongan mengatakan serangan udara menewaskan enam orang di Maarat al Numan dan 11 lagi di desa-desa di kawasan itu pada Jumat.

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah bertekad merebut kembali Idlib, mendesak orang-orang lagi ke Turki. Pada Kamis, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan 50 ribu orang melarikan diri dari Idlib ke perbatasan Suriah dengan Turki.

Anadolu melaporkan sekitar 205.000 orang pergi meninggalkan rumah-rumah mereka di kawasan Idlib sejak awal November akibat serangan-serangan Rusia dan Suriah. Dikatakan, para warga sipil yang melarikan diri itu pergi ke kawasan-kawasan di Suriah yang dikuasai Turki dalam operasi-operasi militer sebelumnya atau ke bagian-bagian lain di Idlib.

Turki telah melancarkan tiga serangan lintas-batas ke bagian utara Suriah terhadap milisi YPG Kurdi, yang dianggapnya sebagai organisasi teroris. Ankara menguasai kawasan-kawasan tanah di sepanjang perbatasannya lewat operasi-operasi dan bertujuan memukimkan kembali para pengungsi yang berada di wilayahnya ke kawasan-kawasan itu. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply