Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,
Kupang, Jubi – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Nusa Tenggara Timur memberi apresiasi kepada puluhan penyelam dari berbagai negara yang telah membersihkan sampah bawah laut di wilayah perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Pulau Flores.
"Ini bukti bahwa sudah banyak orang yang peduli dengan masalah lingkungan laut, mengingat laut mempunyai potensi dan keindahan yang harus terus dijaga," kata Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Senin (12/12/2016).
Pada Sabtu (10/12), puluhan penyelam dari berbagai negara melakukan aksi membersihkan bawah laut di wilayah perairan Labuan Bajo yang sudah tercemar oleh sampah-sampah.
Dari aksi pembersihan tersebut, para penyelam berhasil mengumpulkan kurang lebih 1.370 kg sampah yang terdiri dari 482 kg sampah plastik laut, 888 kg sampah di darat dimana 779 kg (87,7 persen) adalah sampah non organik dan sisanya 109 kg (12,3 persen) adalah sampah organik.
Marius mengatakan, dengan adanya aksi membersihkan bawah laut tersebut seharusnya menjadi pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk tidak membuang sampah di dalam laut dan sekitarnya. "Saya berharap kedepannya masyarakat tetap menjaga kawasan laut di Labuan Bajo sehingga daerah pariwisata itu tetap terjaga keindahaanya," tuturnya.
Deputi Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin melalui keterangan persnya yang diterima Antara Kupang, Senin mengatakan, masalah sampah plastik sudah menjadi masalah global, oleh karena itu setiap orang harus bergerak dengan tindakan nyata.
Tidak hanya dengan gerakan bersih, tapi juga mendorong budaya bersih bagi generasi muda serta pengelolaan sampah. Saat ini menurutnya Indonesia, menduduki peringkat kedua penghasil sampah plastik laut setelah China.
Sampah plastik selain merusak ekosistem juga mengancam keindahan alam yang juga menjadi aset obyek wisata. Dalam kegiatan gerakan budaya bersih ini merupakan bagian dari kerja sama antara Kemenko Kemaritiman dengan Kemenko PMK, Kementerian Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan Dive Operator Community Komodo (DOCK). (*)