Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Manokwari, Jubi – Pesan konservasi untuk selamatkan penyu sebagai satwa yang dilindungi terus diupayakan oleh pegiat konservasi di pesisir Papua Barat. Bulan Agustus ini, sebanyak 32 anak perwakilan empat Sekolah Dasar (SD) di Distrik Manokwari Utara dibekali dalam lokakarya konservasi penyu dengan melakukan kemah Sahabat Penyu di Kampung Mubraidiba Distrik Manokwari Utara.
Kepala Bidang Konservasi Pesisir dan Laut Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua Barat, Bastian Wanma mengatakan, lokakarya konservasi Penyu yang diramu dalam kegiatan kemah Sahabat Penyu untuk anak-anak usia SD di Distrik Manokwari Utara adalah intervensi DKP Papua Barat bersama pegiat konservasi Penyu di Manokwari, mengingat pesisir pantai Utara Manokwari adalah tempat pendaratan beberapa jenis Penyu.
"Kemah sahabat penyu untuk anak-anak SD di Kampung Mubraidiba dilakukan selama dua hari pada 16 dan 17 Agustus lalu. Pasalnya, sepanjang pesisir pantai Utara adalah lokasi pendaratan beberapa jenis Penyu untuk bertelur,” ujar Bastian kepada Jubi, Jumat (24/8/2018).
Dalam kemah Sahabat Penyu itu, kata Bastian, 32 anak mendapat materi tentang siklus hidup dan ancaman terhadap kehidupan penyu baik itu ancaman alam seperti hewan predator, maupun ancaman dari manusia dan bahaya sampah plastik terhadap siklus hidup penyu.
"Materi diberikan dalam bentuk lagu, dan games (permainan) jadi anak-anak bermain dan belajar, jadi mereka juga tahu tentang jenis-jenis penyu yang dilindungi,” ujar Bastian.
Diakhir kegiatan kemah Sahabat Penyu, lanjut Bastian, 32 anak peserta loka karya tersebut melepas 400 tukik penyu ke laut dan dilanjutkan dengan deklarasi konservasi.
"Maraknya perdagangan daging dan telur penyu di Papua Barat khususnya di Manokwari , mendorong DKP untuk menggelar kegiatan penyadartahuan pada anak sejak dini agar anak-anak mengetahui bahwa penyu merupakan satwa yang dilindungi secara nasional dan internasional. Anak juga diberi pemahaman bahwa jaga dan lestarikan penyu adalah tanggungjawab semua orang. Termasuk warga yang tinggal di wilayah pesisir pantai Utara Manokwari,” ujar Bastian.
Obaja Tarami pegiat konservasi Penyu di Kampung Mubraidiba mengatakan, upaya penyelamatan Penyu oleh kelompok Manduni Putra yang dibesutnya selama ini telah berhasil menyelamatkan ribuan tukik di sepanjang pantai lokasi peneluran Penyu.
"Sebagai kelompok binaan DKP Papua Barat yang dibentuk sejak tahun 2014, kelompok Manduni Putra sudah selamatkan ribuan ekor tukik ke habitatnya di laut. Namun komitmen yang ada harus juga diketahui oleh generasi penerus sehingga pesan konservasi Penyu tidak putus dan menjadi kewajiban semua pihak,” ujar Obaja.
Dikatakan Obaja, untuk selamatkan telur Penyu dari predator alam dan manusia, Kelompok Manduni Putra menyiapkan penangkaran untuk proses penetasan telur hingga tukik untuk kemudian dilepaskan kembali ke laut.
"Kelompok ini siap jadi pelopor, tapi kami juga butuh adanya pos pengawasan yang dilengkapi dengan sarana komunikasi. Dan kelompok ini juga siap jadi sarana penguatan kepada masyarakat bahwa berburu penyu bukan satu-satunya sumber pendapatan kita di Manokwari,” ujar Obaja.
Lokakarya konservasi Penyu tersebut melibatkan KEHATI yang berperan sebagai donatur, dan juga melibatkan LPMP dari Unipa Manokwari. (*)