Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Vila, Jubi – Penambahan atas skema kontroversial, program investasi kewarganegaraan atau citizenship by investment (CBI) di Vanuatu telah menuai kritik dari pemimpin Oposisi, yang mengatakan hal itu dapat menodai reputasi skema itu yang sudah rapuh saat ini.
MP Ralph Regenvanu memberikan suara untuk menentang RUU baru yang akan memungkinkan warga negara asing untuk mendapatkan kewarganegaraan Vanuatu dengan berinvestasi dalam proyek-proyek real estat yang tertentu.
Jalur yang disebut ‘real estate option’ itu adalah perluasan program CBI Vanuatu, yang telah menuai kontroversi sejak Guardian, setelah melakukan penyelidikan, menemukan bahwa sejumlah buronan internasional telah menerima paspor Vanuatu melalui skema itu.
Regenvanu menekankan bahwa RUU seputar opsi real estat yang baru itu belum mencakup detail-detail yang kritis.
“Secara khusus, bagaimana itu akan bekerja, berapa banyak investasi yang akan dilakukan, dan bagaimana komitmen untuk membangun gedung di properti itu dan dengan standar seperti apa, ini sangat tidak jelas bagaimana UU itu bekerjanya,” tegas Regenvanu.
Dia juga menyuarakan keprihatinannya tentang perusahaan yang sudah ditunjuk sebagai agen utama untuk skema ini real estat ini, Naika Holdings.
Salah satu direktur dari perusahaan itu adalah pengacara asal Australia, Robert Herd, yang dideportasi dari Vanuatu pada 2014 akibat dugaan keterlibatannya dalam politik nasional Vanuatu.
“Dia sekarang kembali ke negara ini sebagai agen utama di bawah program REO baru ini. Jadi ada banyak tanda-tanda bahaya,” tambah Regenvanu.
ABC telah meminta wawancara dengan Herd, namun tidak menerima tanggapan. ABC juga telah berulang kali mencoba menghubungi Kantor Kewarganegaraan Vanuatu, juga tidak ada tanggapan.
Dalam catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut, Perdana Menteri Bob Loughman mengatakan opsi real estat baru itu dirancang untuk menguntungkan negara.
“Pertimbangan utama dalam kebijakan ini adalah bahwa semua investasi yang difasilitasi oleh kebijakan tersebut harus memberikan keuntungan yang signifikan besar bagi Vanuatu dalam hal perluasan infrastruktur, perkembangan ekonomi, dan peningkatan lapangan kerja,” tulisnya.
Agen kewarganegaraan Vanuatu, Tristan Palmer, sekarang mengatakan bahwa opsi real estat itu telah dirancang dengan memadai dan akan membuat skema kewarganegaraan Vanuatu menjadi lebih menarik bagi investor global.
MP Regenvanu merampungkan bahwa secara keseluruhan, dia tidak menentang skema kewarganegaraan itu, tetapi ia merasa diperlukan peraturan yang lebih detail. (Pacific Beat)
Editor: Kristianto Galuwo