Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi – Pemerintah Inggris bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi membuat program ekonomi hijau, untuk mengangkat sejumlah petani di Papua dan Papua Barat.
Di Provinsi Papua, para petani kopi di Kabupaten Jayawijaya dan kabupaten Yahukimo, Tolikara dan Lanny Jaya ikut merasakan program tersebut.
Anthony Toren selaku pimpinan program pertumbuhan ekonomi hijau mengatakan, tujuan dari program tersebut menjadikan komoditi kopi sebagai primadona karena memiliki potensi untuk mensejahtrahkan masyarakat khususnya petani kopi.
“Papua pernah menghasilkan kopi yang banyak, tetapi sejak tahun 2005 menurun drastis karena isu pasar dan manipulasi harga, sekarang kami fokus kepada dua hal yaitu produksi dan rantai nilai, sehingga petani harus terus dibujuk untuk kembali ke kebun untuk menghasilkan kopi,” katanya saat kopi safari di kelompok tani Jagara, Distrik Welesi, Jayawijaya, Jumat (23/8/2019).
Menurut dia, rantai nilai dan pasar juga harus diperkuat sehingga pembeli juga dilibatkan agar jaminan pasar untuk gabah kopi Arabika selalu ada.
“Program kami ini melengkapi rantai hulu ke hilir, sehingga petani bisa menerima harga untuk kopi gabah mereka ini adil dan terbaik,” katanya.
Kepala sub Direktorat Sumber Daya Hayati Kementerian Desa, Sigit Satiarso mengatakan tugas Kemendes hanya melakukan evaluasi dan pemantauan, sejauh mana program ini bisa berjalan di lapangan dan berpengaruh pada petani kopi.
“Kopi merupakan komoditas utama di Indonesia, pasaran kopi masih terbuka luas sehingga kami membantu memfasilitasi program dari ekonomi hijau ini,” katanya. (*)
Editor: Syam Terrajana