Papua No.1 News Portal | Jubi
Lubukbasung, Jubi – Produksi ikan air tawar menurun di Agam, Sumatera Barat. Perbaikan jaringan irigasi menjadi penyebabnya.
Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPK) Agam merilis produksi ikan tercatat sekitar 45,6 ribu ton pada tahun lalu. Produksi tersebut berkurang sekitar 545 ton jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 46,2 ribu ton
“Akibat perbaikan irigasi di Kecamatan Lubukbasung, kolam air deras dan kolam air tenang tidak beroperasi. Selain itu, banyak keramba jaring apung juga idak beroperasi lagi di Danau Maninjau,” kata Kepala DPK Agam Ermanto, Rabu (15/1/2020).
Danau Maninjau merupakan penghasil nila terbanyak di Agam. Karena itu, DKP menargetkan pencetakan kolam baru di sejumlah lahan nonproduktif untuk menggenjor produksi ikan tawar pada tahun ini.
Mereka juga menggulirkan bantuan sebanyak 2 juta ekor nila kepada petani ikan setempat. Selain itu, paket bibit, pakan, dan obat-obat untuk kolam lele. Kemudian, revitalisasi Unit Pembibitan Rakyat (UPR) berupa pembuatan kolam pembenihan, dan pengadaan induk ikan bermutu untuk Balai Benih Ikan (BBI).
“Dana untuk peningkatan produksi itu sebesar Rp700 juta pada 2020. Dengan cara ini, kami berharap target produksi (sebesar) 50 ribu ton (setahun) tercapai,” jelas Ermanto.
Berkebalikan dengan ikan air tawar, produksi ikan laut justru meningkat di Agam. Terdapat kenaikan produksi sebesar 10 ton, yakni dari 7.620 ton pada 2018 menjadi 7.630 ton pada 2019. Walaupun begitu, hasil tangkapan nelayan tersebut juga terus digenjot produksinya.
“Kami akan melakukan program motorisasi alat tangkap sebanyak tiga unit, serta sarana dan prasarana alat tangkap sebanyak lima unit. Bantuan itu akan disalurkan kepada nelayan kecil di Tiku, Kecamatan Tanjungmutiara,” kata Ermanto. (*)
Editor: Aries Munandar
