Papua No. 1 News Portal | Jubi
Buka, Jubi – Kemerdekaan bagi orang-orang Bougainville itu tidak bisa dielakkan, kata presiden wilayah otonomi itu.
Komentar John Momis itu ia ungkapkan setelah sejumlah anggota parlemen di Parlemen Nasional Papua Nugini mengimbau, bahwa konstitusi negaranya tidak memungkinkan daerah-daerah di negara itu untuk memisahkan diri.
Namun, Presiden Momis menegaskan bahwa 98% suara dalam referendum Bougainville baru-baru ini memilih untuk merdeka berarti perpisahan dari PNG itu pasti terjadi.
Hasil dari referendum tidak mengikat secara hukum, dan pemerintah PNG berkata konsultasi tentang bagaimana hasilnya akan diimplementasikan juga tidak bisa dipercepat.
Menurut laporan New Dawn FM, Momis mengatakan kepada badan legislatif Bougainville bahwa Perdana Menteri PNG, James Marape, menerima bahwa orang-orang Bougainville telah menyuarakan pilihan mereka dengan jelas.
Namun, Momis mengindikasikan bahwa PM Marape ingin warga Bougainville bekerja keras untuk mengembangkan kapasitas mereka untuk mencapai kemandirian secara ekonomi.
Momis lalu menegaskan bahwa konsultasi yang akan dilakukan antara pemerintah Bougainville dan pemerintah PNG adalah mengenai kemerdekaan, dan tidak mengenai hal lainnya.
Dia mengatakan bahwa keinginan orang-orang Bougainville adalah untuk melepaskan diri dari PNG, dan Pemerintah Nasional harus menerima kenyataan ini. Ia lalu berkata bahwa orang-orang harus mulai bekerja untuk mengembangkan kapasitas kawasan itu dan mengembangkan ekonomi, karena PM Marape telah menyerahkan semua wewenang untuk mengelola pemasukan negara, kembali ke tangan pemerintah Bougainville, tidak seperti dalam 20 tahun terakhir.
Pemerintah Marape telah mentransfer wewenang untuk mengelola pendapatan kembali ke tangan Bougainville, yang menunjukkan adanya kemajuan maju setelah dua dekade terakhir. (RNZI)
Editor: Kristianto Galuwo