Papua No. 1 News Portal | Jubi
Rio de Janeiro, Jubi – Presiden Brasil Jair Bolsonaro memecat seorang pejabat kesehatan pada Rabu (30/6/2021) kemarin, pemecatan terkait laporan bahwa sang pejabat meminta suap dalam kesepakatan vaksin virus Covid-19. Tercatat tuduhan korupsi terbaru di Brasil mengguncang pemerintah dan memicu seruan baru untuk pemakzulan sang presiden.
Warga Brasil marah karena kehilangan kesempatan untuk membeli vaksin ketika lebih dari setengah juta kematian akibat Covid-19.
Baca juga : Presiden Bolsonaro ancam pukul wartawan saat ditanya kasus korupsi
WHO : Brasil harus ambil tindakan tekan corona
Sempat menentang Lockdown, Presiden Bolsonaro positif Covid-19
Penyelidikan Senat telah mengungkap dugaan korupsi, dengan orang dalam kementerian kesehatan dan anggota parlemen pro-Bolsonaro diduga berusaha mempercepat dan membayar lebih untuk vaksin India yang dikembangkan oleh Bharat Biotech.
Menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters menyebutkan jaksa federal dan polisi federal meluncurkan penyelidikan kriminal ke dalam kesepakatan vaksin India.
Skandal itu telah memicu seruan baru untuk pemakzulan terhadap Bolsonaro, seorang sayap kanan yang memecah belah, yang meremehkan keparahan pandemi, mencerca penguncian, mendorong pengobatan yang belum terbukti dan menabur keraguan vaksin.
Pada rabu kemarin anggota parlemen dari seluruh spektrum politik, kelompok sosial dan pengacara mengajukan permintaan pemakzulan kolektif, yang terbaru dari lebih dari 100 pengajuan serupa yang tidak diindahkan oleh ketua majelis rendah Kongres.
Bolsonaro dan Bharat telah membantah melakukan kesalahan, dia muncul melancarkan perlawanan terhadap penyelidikan Senat.
“Mereka tidak bisa menyentuh kita,” katanya dalam komentar yang disiarkan televisi selama kunjungan ke kota Ponta Pora di perbatasan Paraguay. “Bukan dengan kebohongan … bahwa mereka akan mengeluarkan kita dari sini,” kata Bolsonora.
Dia tidak mengomentari pemecatan kepala logistik Kementerian Kesehatan Roberto Ferreira Dias, yang dinyatakan dalam lembaran resmi atau tuduhan terhadapnya.
Tercatat pada Selasa, Brasil menangguhkan kontrak vaksin India, senilai 1,6 miliar reais atau Rp4,6 triliun. Sehari berikutnya Rabu, regulator kesehatan negara itu menangguhkan aplikasi penggunaan daruratnya, mengutip dokumen yang tidak lengkap yang disediakan oleh perantara yang menjual vaksin.
Surat kabar Folha de S.Paulo melaporkan Selasa malam bahwa Dias telah menyarankan suap satu dolar per dosis pada jamuan makan malam untuk membahas pesanan berbeda 400 juta vaksin, seraya mengutip perwakilan dari perusahaan pemasok medis.
Kementerian kesehatan mengatakan pemecatan Dias diputuskan pada Selasa pagi, tetapi tidak membahas tuduhan itu. (*)
Editor : Edi Faisol